1
1

Rekomendasi Overweight untuk Sektor Unggas

Media Asuransi, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyematkan rekomendasi overweight bagi sektor unggas seiring dengan pemulihan harga komoditas sebagai dampak mulai dilonggarkannya kembali aktivitas ekonomi.

Melalui riset bertajuk Poultry Commodity Prices Recovering, analis Mirae Sekuritas, Emma A Fauni, menjelaskan bahwa rata-rata harga ayam broiler bulanan di wilayah Jawa pada bulan Agustus mengalami rebound sebesar 26,0% dibandingkan bulan Juli. Hal ini terjadi seiring dengan dimulainya kembali kegiatan ekonomi karena PPKM Darurat yang dimulai pada bulan Juli berangsur-angsur melonggar.

Rata-rata harga DOC di Jawa Barat juga menguat menjadi Rp5.600/ekor (+93,6% yoy, +32,8% mom).

Dia menerangkan, pemerintah menyerukan pemusnahan lebih lanjut pada bulan September dengan jumlah telur tetas 75,6 juta yang lebih rendah berusia 19 hari pada tingkat stok akhir (FS).

 |Baca juga: Induk Usaha Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Jual Saham Produsen Susu

Menjadi instruksi ke-8 untuk tahun ini, culling bulan ini mengalami penurunan sebesar 21% dari jumlah bulan sebelumnya di level FS. Instruksi tersebut berlaku efektif pada periode 8 September-2 Oktober 2021 (4 minggu) di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Terkait dengan tuntutan presiden untuk menurunkan harga pakan jagung, menurutnya, ada beberapa hal yang ingin Mirae soroti. Pertama, presiden mendesak Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk menurunkan harga jagung menjadi Rp4.500/kg (vs saat ini 8.000-6,2000/kg) untuk menekan harga pakan.

Kedua, presiden bermaksud menyetujui impor jagung untuk meningkatkan pasokan jagung. Untuk saat ini, jelasnya, masalah tersebut masih belum jelas karena belum ada peraturan tertulis atau surat edaran menyusul pernyataan presiden tersebut.

Perlu dicatat, tegasnya, bahwa integrator unggas saat ini tidak memiliki lahan pertanian jagung. Sehingga jika harga jagung turun karena pemerintah meningkatkan pasokan jagung, integrator unggas justru diuntungkan karena jagung merupakan bahan baku utama untuk produksi pakan. Namun, karena peraturannya masih belum jelas, kami pikir masih terlalu dini untuk mengukur dampaknya.(Edi)

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 24 September 2021
Next Post NH Sekuritas: Sentimen Positif dari Global, IHSG Berpotensi Menguat Lagi

Member Login

or