1
1

Defisit APBN Hingga Agustus 2021 Terjaga pada level 2,32 Persen

Media Asuransi, JAKARTA – Realisasi defisit APBN hingga 31 Agustus 2021 tercatat mencapai Rp383,2 triliun atau 2,32 persen terhadap PDB. 

Sementara itu, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp528,9 triliun atau 52,6 persen target APBN didukung kondisi pasar yang kondusif dan kerja sama yang solid antarotoritas.

Dalam keterangan resminya, pemerintah menyatakan bahwa kinerja pasar SBN membaik seiring pelaksanaan SKB III sebagai salah satu faktor dilakukannya penyesuaian target penerbitan SBN, selain pemanfaatan SAL, penyesuaian investasi dan proyeksi kebutuhan defisit APBN. 

Pemerintah untuk pertama kalinya menerbitkan SDG Bonds senilai EUR500 juta menunjukkan komitmen yang kuat untuk pembiayaan berkelanjutan. 

|Baca juga: Kepala BKF: APBN 2022 Dirancang Antisipatif, Responsif, dan Fleksibel

Selain itu, pemerintah berhasil melaksanakan transaksi liability management di pasar global untuk pertama kalinya dengan skema tender offer untuk membeli kembali seri-seri global bonds yang dimiliki oleh investor senilai US$1,16 miliar. 

“Hal ini sebagai upaya diversifikasi sumber pembiayaan dan mewujudkan efisiensi portofolio utang pemerintah. Pembiayaan anggaran akan tetap dikelola secara oportunistik, fleksibel serta prudent,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Di sisi lain, upaya untuk menekan peningkatan kasus Covid-19 diakui memerlukan tambahan biaya yang signifikan. Namun, langkah fleksibel, antisipatif dan responsif atas penanganan pemerintah telah menunjukkan hasil nyata dengan tumbuhnya aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat. 

Tren positif pendapatan negara diharapkan tetap berlanjut seiring perbaikan ekonomi, belanja negara terus didorong dalam bentuk stimulus, namun tetap terjaga dalam upaya konsolidasi fiskal, sehingga dampaknya terjadi penurunan defisit anggaran yang berpengaruh kepada menurunnya kebutuhan pembiayaan.

|Baca juga: RAPBN 2022 Capai Rp2.708,7 Triliun, Ini 6 Fokus Pemanfaatannya

“APBN akan hadir secara sangat responsif, fleksibel namun path-nya tetap sama yaitu kita tetap konsolidasi. Ini yang makanya komposisi menjadi penting, belanja kadang-kadang harus refocus, kita mendorong di sisi satu, tapi kita mengerem di sisi yang lain. Ini adalah tujuannya untuk tetap kita bisa meng-adjust, atau menyesuaikan diri dengan situasi pandemi menuju endemi, yang masih semuanya, semua negara masih mencoba mendesainnya. Jadi, Indonesia juga sama,” jelas Menkeu.

Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan langkah strategis terhadap dinamika yang ada, serta bekerja sama dengan seluruh otoritas untuk mendukung efektivitas kebijakan. 

Peran stimulus fiskal dan APBN terus ditingkatkan sebagai upaya pemulihan ekonomi di masa pandemim sejalan dengan peran aktif masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan keikutsertaan program vaksinasi untuk mencapai target herd immunity di akhir tahun 2021. (Edi)

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Nilai Rukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Menguat
Next Post Harga Emas Akhir Pekan Ini Diperkirakan Tertekan

Member Login

or