Media Asuransi, JAKARTA – Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan menawarkan obligasi berkelanjutan III tahap IV sebesar Rp1 triiun.
Berdasar keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi berkelanjutan III tahap IV ini akan terbagi menjadi tiga seri yaitu seri A senilai Rp266,95 miliar dengan tingkat bunga tetap 7,20% dengan tenor 5 tahun, Seri B tenor 7 tahun senilai Rp581,50 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,20%, dan seri C tenor 10 tahun senilai Rp151,55 miliar dengan bunga tetap 9%.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 bulan sejak tanggal emisi sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada 29 Januari 2022 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing adalah pada 29 Oktober 2026 untuk seri A, 29 Oktober 2028 untuk seri B, dan 29 Oktober 2031 untuk seri C.
|Baca juga: Chandra Asri Raih Pendanaan US$250 Juta
Manajemen TPIA menjelaskan bahwa dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk keperluan modal kerja.
Adapun jadwal penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap IV TPIA adalah sebagai berikut: tanggal efektif 13 Agustus 2020, masa penawaran umum 22-26 Oktober 2021, tanggal penjatahan 27 Oktober 2021, tanggal pengembalian uang pemesanan 29 Oktober 2021, tanggal distribusi obligasi secara elektronik 29 Oktober 2021, dan tanggal pencatatan pada BEI 1 November 2021.
Rencana penerbitan obligasi ini mendapat peringkat idAA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan penjamin emisi obligasi adalah BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, Shinhan Sekuritas Indonesia, Sinarmas Sekuritas, sedangkan bertindak sebagai wali amanat adalah Bank Tabungan Negara (BTN).
Sebelumnya pada program penerbitan obligasi berkelanjutan III dengan nilai total Rp5 triliun ini, TPIA telah menerbitkan obligasi tahap I senilai Rp1 triliun, tahap II senilai Rp600 miliar, dan tahap III senilai Rp1 triliun. Dengan demikian masih tersisa Rp1,4 triliun yang belum diterbitkan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News