Media Asuransi, JAKARTA – Kenaikan harga gas dunia memberikan indikasi jika sektor industri yang sempat terdampak Pandemi Covid-19 berangsur normal. Bank Indonesia (BI) dalam laporan Prompt Manufacturing Index Index BI (PMI-BI) memproyeksikan kinerja industri manufaktur akan meningkat di kuartal IV/2021 dan berada di zona ekspansi.
Berdasarkan estimasi, PMI-BI diperkirakan akan ada di level 51,17% pada periode Oktober-Desember 2021, jauh lebih optimistis ketimbang realisasi di kuartal III yang sebesar 48,75%. Kenaikan ini terjadi seiring dengan optimisme peningkatan pada seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume pemesanan, dan volume persediaan barang jadi.
Fenomena ini menjadi katalis positif bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Kendati harga gas industri Tanah Air dipatok US$6 per mmbtu oleh pemerintah, dengan meningkatnya volume, maka pundi-pundi perseroan pun akan bertambah.
Menurut informasi, sektor industri di Tanah Air menyerap lebih dari 70% gas dari perseroan. PGAS pun menguasai lebih dari 70% jaringan bas bumi di seluruh Indonesia. Perseroan tengah berambisi untuk bisa menggarap proyek-proyek di sejumlah kawasan industri.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menghitung Potensi Kinerja PGAS yang di Atas Ekspektasi
Untuk saat ini, PGAS tengah fokus mengarap kawasan yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tidak hanya itu, perseroan juga mengejar proyek-proyek pembangkit listrik. Pasalnya, dari segi volume, sektor kelistrikan memiliki porsi penyerapan gas bumi yang paling besar.
BUMN gas ini baru saja mengantongi kontrak untuk memasok kebutuhan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Baloi, Batam. Penyaluran gas perdana dilakukan pada akhir September 2021 dan bersumber dari ConocoPhilips (Grissik) Ltd (CPNGL), dengan harga gas sesuai Kepmen ESDM 135/ 2021.
Untuk pasar ritel, perseroan juga belum lama ini meneken kesepakatan dengan PT Karunia Indo Sejahtera (KIS) sebagai bagian dari Agung Sedayu Group (ASG) dalam rangka pemanfaatan gas bumi untuk kawasan rumah tangga dan komersial di Kawasan Pantai Indah Kapuk.
Kerja sama ini meliputi Kawasan Bukit Golf Mediterania (PIK), Kawasan Pantai Maju (Golf Island), Kawasan Pantai Kita (River Walk), Kawasan PIK 2 dan PIK 2 Extenstion. Kebutuhan gas di kawasan tersebut akan dilayani secara bertahap mulai tahun 2022, dengan perkiraan sekitar 3 juta M³ per bulan.
Kebutuhan gas di kawasan tersebut akan dilayani secara bertahap mulai tahun 2022, dengan perkiraan sekitar 3 juta M³ per bulan. Selain dengan Grup Agung Sedayu, perseroan diberitakan telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pengembang elit lainnya seperti Ciputra Group dan Agung Podomoro.
Proyek-proyek tersebut berpotensi membuat kantong perseroan kian tebal. Selain dari dari operasional, kemenangan perseroan atas sengketa pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga akan signifikan melejitkan cuan perseroan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News