Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada kuartal III/2021 tercatat di atas ekspektasi PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia seiring dengan lonjakan harga batu bara.
Melalui riset bertajuk Bukit Asam (PTBA IJ) -Beating expectations as coal prices surge, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap mengatakan bahwa PTBA mencatat pendapatan kuartal III/2021 sebesar Rp9 triliun (+44,4% QoQ; +137,0% YoY), yang berarti total pendapatan sebesar Rp19,4 triliun (+50,8% YoY) di 9 bulan 2021 yang di atas perkiraan Mirae Sekuritas tetapi sejalan dengan konsensus di 84,4% dan 77,0%, masing-masing.
“Pertumbuhan pendapatan di kuartal III/2021 terutama didorong oleh ASP yang lebih tinggi sebesar Rp1,2 juta/ton, terutama meningkat sebesar +33,9% secara triwulanan dikombinasikan dengan volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 8 juta ton (+14,3% QoQ; +33,3% YoY).”
PTBA membukukan laba bersih Rp3,0 triliun (+133,9% QoQ; +580,4% YoY), sehingga laba bersih 9 bulan 2021 menjadi Rp4,8 triliun (+175,9% YoY), juga di atas perkiraan Mirae (pada run-rate 107,7%) dan konsensus’ (pada 93,3% run-rate).
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Berhadap Kenaikan Pendapatan dari Vale Indonesia (INCO)
Sejalan dengan volume penjualan, volume produksi naik signifikan menjadi 10 juta ton (+9,1% QoQ; +29,7% YoY) di 3Q21. Peningkatan angka kuartal III/2021 membawa operasional 9 bulan 2021 meningkat menjadi 22,9 juta ton (+18,0% YoY), setara dengan 76,3% dari perkiraan produksi kami di 2021F.
Seiring dengan tren volume produksi, jelas Juan, volume penjualan meningkat 14,3% QoQ menjadi 8,0 juta ton di kuartal III/2021, yang berarti volume penjualan kumulatif sebesar 20,9 juta ton (+12,4% YoY) di 9 bulan 2021.
“Kami merevisi asumsi harga batu bara global pada 21F-22F menjadi US$141 per ton (sebelumnya: US$85 per ton) dan US$120 per ton (sebelumnya: US$70 per ton). Oleh karena itu, kami merevisi perkiraan laba bersih 21F dan 22F PTBA masing-masing sebesar 52,9% dan 61,3% menjadi Rp6,8 triliun (+183,7% YoY) dan Rp6,7 triliun (-1,6% YoY).”
Saat Juan merevisi perkiraannya, dia mempertahankan rekomendasi Beli pada PTBA dengan target harga yang lebih tinggi Rp3.300 (sebelumnya Rp2.900).
“TP kami diturunkan menggunakan metode penilaian P/E dengan target ganda FY22F P/E sebesar 5,7x (-1.0 std deviasi dari 5 tahun). Rekomendasi panggilan ini didorong oleh: 1) potensi proporsi ekspor yang lebih tinggi pada 2021F; dan 2) potensi peningkatan kapasitas produksi dengan cadangan yang melimpah.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News