1
1

BEDAH SAHAM: Mencermati Kinerja BNGA Sang Pionir Digital Banking

Gerai Digital Lounge PT Bank CIMB Niaga Tbk. | Foto: CIMB Niaga

Media Asuransi, JAKARTA –  PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) bisa dibilang salah satu perbankan pionir digital banking yang tetap mempertahankan jaringan tradisional dalam beroperasi di Indonesia.

Melalui riset bertajuk Bank CIMB Niaga (BNGA IJ) – One of the digital banking pioneers, analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo menjelaskan bahwa BNGA merupakan salah satu pionir dalam ruang perbankan digital di Indonesia yang ditandai dengan peluncuran apligasi Go Mobile dan internet banking CIMB Clicks pada Februari 2012.

Pihaknya percaya menggabungkan jaringan digital dan tradisional akan bekerja paling baik di Indonesia mengingat perbedaan jangkauan internet antar wilayah dan tingginya transaksi tunai di pasar tradisional.

Banyak orang tidak paham digital untuk mengakses perbankan digital. Cabang juga diperlukan untuk transaksi yang kompleks dan bernilai tinggi.

Menurutnya, dikombinasikan dengan jejak fisik yang luas (424 cabang, 37 digital lounge, 4.512 ATM, 247k EDC & QR), BNGA akan menjadi salah satu bank paling terkemuka di tengah lanskap persaingan perbankan digital yang semakin intensif.

Pada 9M21, jelas Handiman, BNGA membukukan laba bersih sebesar Rp3,15 triliun (+69,0% YoY) didorong oleh: 1) penurunan beban bunga yang signifikan, 2) pendapatan non-bunga yang kuat (non-II), dan 3) penurunan beban provisi.

|Baca juga: CIMB Niaga Raih Digital Banking Initiative of the Year-Indonesia

Kredit turun 2,2% YoY, terseret oleh segmen korporasi dan komersial karena aktivitas ekonomi yang lesu. Namun, kredit konsumer masih tumbuh.

Sementara itu pertumbuhan CASA yang signifikan didorong oleh pengembangan kemampuan perbankan digitalnya yang meningkatkan keterlibatan nasabah dengan bank, yang juga berkontribusi pada pertumbuhan non-II.

Handiman menjelaskan saat ini BNGA diperdagangkan pada forward P/B 0,6x berdasarkan perkiraan konsensus FY22F.

Kami pikir BNGA sangat undervalued mengingat perputaran pendapatan yang kuat, ROE dua digit (11,2%), dan basis modal yang tinggi (CAR sebesar 22,6%). Jika saja BNGA mempertimbangkan untuk memperbesar saham freefloat, kami pikir penilaian yang rendah seperti itu tidak dapat dibenarkan,” ujarnya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: MAPA dan MAPI Diuntungkan Kebijakan Reopening Ekonomi
Next Post Pendanaan Fintech di ASEAN Cetak Rekor US$3,5 Miliar

Member Login

or