1
1

Pendapatan Non-Bunga Dongkrak Kinerja Bank Sampoerna

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun, Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) terus mempertahankan kinerja positif. Pendapatan non-bunga telah mendongkrak kinerja positif Bank Sampoerna dan menjadi bekal yang sangat penting dalam menjaga ritme ekspansi ke depan.

Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, menjelaskan bahwa kinerja yang diraih perseroan tidak terlepas dari hasil transformasi secara digital yang dimulai sejak beberapa tahun lalu dan masih terus berlangsung. “Bank Sampoerna berkomitmen untuk terus bertransformasi secara digital dan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka, termasuk UMKM yang akan memperoleh manfaat besar lewat layanan digital,” ungkap Ali dalam keterangan resmi, Selasa, 16 November 2021.

Hingga kuartal III/2021, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp42 miliar atau mengalami pertumbuhan 9,4 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini dicapai dengan dukungan pendapatan operasional non-bunga yang meningkat signifikan hingga mencapai Rp30 miliar pada 9 bulan pertama tahun 2021 ini atau meningkat sebesar 94 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini antara lain didorong oleh peningkatan jumlah transaksi digital.

Pertumbuhan transaksi digital Bank Sampoerna menunjukkan tren yang sangat baik. Meski tidak belum terlepas dari dampak penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, jumlah transaksi digital terus bertumbuh dan hingga September 2021 mencapai sebesar 23,8 juta transaksi atau meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan jumlah transaksi pada sembilan bulan pertama tahun 2020.

|Baca juga: Aset Bank Sampoerna Tumbuh 8,5 persen di Semester I/2021

“Kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan transformasi digital yang sampai saat ini telah dijalankan. Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),” ujar Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis, Henky Suryaputra.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di banyak wilayah di Indonesia hingga kuartal III/2021, mempengaruhi jumlah permintaan kredit yang diterima dan penyaluran kredit yang dilakukan. Total kredit Bank Sampoerna stabil di Rp8,0 triliun pada akhir September 2021 dan diharapkankan mencapai Rp8,4 triliun di akhir tahun 2021.

Henky Suryaputra lebih lanjut menyampaikan bahwa kualitas kredit merupakan hal lain yang sungguh-sungguh diperhatikan oleh Bank Sampoerna. Rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dapat dijaga pada level 2,9 persen.

Beban penyisihan penurunan nilai kredit yang dilakukan pada 9 bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp171 miliar, atau meningkat 22 persen dibandingkan dengan yang dibukukan pada tahun lalu. Hal ini menjadikan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap total aset produktif meningkat 76 basis points menjadi 3,74 persen pada akhir September 2021.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz Indonesia Dukung Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Wilayah 3T
Next Post Sambut HUT ke-40, Tugu Insurance Gelar Aksi Pelestarian Hutan dan Donor Darah

Member Login

or