1
1

Allianz Life Perkuat Sistem Digitalisasi Hadapi Era Normal Baru

Young Asian man and woman stress with her business online shopping at office.

Media Asuransi, JAKARTA – Pandemi Covid-19  yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini, diyakini telah mempercepat datangnya era digitalisasi.  Semua industri termasuk di sektor perasuransian berlomba-lomba melakukan tranformasi digitalisasi  di berbagai bidang untuk memperkuat bisnisnya.  Hal ini pula yang menjadikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) makin meningkatkan performance sistem digitalnya di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini.

Digitalisasi juga menjadi salah satu prioritas yang sudah disiapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan masuk dalam program “Enam Inisiatif Strategis Kebijakan di 2021’. Disebutkan bahwa percepatan digitalisasi serta optimalisasi ekosistem digital dan literasi digital untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Prioritas tersebut disiapkan oleh OJK dalam rangka menghadapi berbagai perkembangan dan tantangan di sektor jasa keuangan termasuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi ini.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengharapkan semua kebijakan yang dikeluarkan oleh OJK betul-betul mampu menjadi ‘obat yang mujarab’ bagi terciptanya sektor jasa keuangan yang stabil serta mampu mewujudkan quantum leap dalam proses pemulihan ekonomi.

“Digitalisasi di sektor jasa keuangan yang terintegrasi dengan sektor riil juga akan dipercepat untuk saling menguatkan dan menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Begitu pula kebijakan untuk meminimalkan terjadinya regulatory arbitrage antar-sektor di industri jasa keuangan,” tegas Wimboh yang dikutip dari siaran pers OJK.

 

Peran AAJI

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sebagai lembaga yang mewadahi perusahaan asuransi jiwa di Tanah Air juga terus melakukan berbagai langkah dalam penerapan digitalisasi di perusahaan para anggotanya. Teknologi digital menjadi salah satu fokus inovasi AAJI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Hal ini pula yang dilakukan oleh AAJI ketika menyelenggarakan kegiatan tahunan Digital Risk Management in Insurance (DRiM) pada November lalu. Aca yang diadkaan secara virtual tersebut berfokus pada transformasi dan inovasi digital sebagai upaya meningkatkan pelayanan industri asuransi jiwa di Tanah Air.

|Baca juga: Allianz Life Lakukan Trasnformasi digital Untuk Permudah Layanan

Kegiatan DRiM yang mengambil tema Waves of Change: Entering New Dynamics of Life Insurance, DriM AAJI menghadirkan pembicara materi Yuswohady dari Inventure, Michael Rolfe dari Swiss Re, Edlyn Khoo dari NTUC Income dan Tek Yew Chia dari Oliver Wyman. Para pembicara berbagi insight terkait transformasi dan inovasi digital serta manajemen risiko yang baik bagi industri asuransi  jiwa.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mochammad Ihsanuddin dalam sambutannya menjelaskan bahwa dalam hal kebijakan, OJK telah menerbitkan POJK Nomor 4/POJK.05/2021 tentang Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-bank pada Maret lalu.

 “Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan bersifat disruptif mendorong peningkatan penggunaan teknologi informasi di sektor IKNB. Penggunaan teknologi informasi memiliki potensi risiko yang dapat merugikan LJKNB dan konsumen. Oleh karena itu, agar dapat melindungi kepentingan LJKNB dan konsumen, LJKNB dituntut untuk dapat menerapkan manajemen risiko yang memadai dalam penggunaan teknologi informasi,” kata Ihsanuddin.

Michael Rolfe dari Swiss RE menyampaikan bahwa outlook mengenai Covid-19, sentimen konsumen terkait dengan kesehatan mentalnya dan adaptasi terhadap risiko digital akan menjadi pendorong tren digital di industri asuransi. “Konsumen Indonesia setidaknya terbuka untuk memanfaatkan teknologi digital dalam membeli produk asuransi secara online dan mereka juga tetap memerlukan dukungan offline untuk bisa berkomunikasi di saat penting serta sebagai bantuan untuk mengatasi masalah utama dalam hal membeli asuransi secara online,” tutur Michael.

Tek Yew Chia dari Oliver Wyman, menyampaikan materi tentang tiga gelombang inovasi asuransi digital yang mendorong evolusi bisnis. Tiga gelombang ini terdiri atas peningkatan layanan berbasis teknologi, sistem integrasi antara ekosistem online dan penyedia jasa asuransi, serta perluasan teknologi sebagai solusi pelayanan dalam industri asuransi.

Edlyn Khoo dari NTUC Income, berbagi insight dan pengalaman perusahaannya dalam memanfaatkan digitalisasi dalam transformasi pola konsumsi dan memecah tantangan tradisional dalam industri asuransi. “Melihat ke depan, orang akan semakin cenderung menjalani hidup mereka dalam beberapa ekosistem digital. Ekosistem digital yang jelas memiliki keterlibatan lebih tinggi dengan pelanggan, kelebihan pada ketersediaan dan pengolahan data yang besar, serta membangun loyalitas pelanggan lebih kuat,” ungkap Edlyn.

Sedangkan Yuswohady dari Inventure menyampaikan mengenai tren perilaku konsumen. Semenjak pandemi merebak, terjadi lima pergeseran besar pada konsumen digital. Menurutnya, setiap konsumen akan menjadi konsumen digital setelah pandemi. Yakni, terjadinya pergeseran habitat kegiatan konsumen dari penggunaan ruangan untuk beraktivitas menjadi penggunaan layar gadget. Kemudian ada dorongan untuk memperdalam dan memperluas adopsi digital, pelaku bisnis di semua industri harus segera membangun digital ekosistem.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon dalam acara DRiM menyampaikan bahwa AAJI berkomitmen dalam melakukan transformasi dan inovasi digital industri asuransi jiwa. “Melalui kegiatan DRiM ini dapat memberikan insight yang bermanfaat bagi anggota perusahaan dan pelaku industri. Kegiatan ini sekaligus juga sebagai dukungan AAJI terhadap pelaksanaan kebijakan dari regulator,” papar Budi Tampubolon.

 

Digitalisasi Allianz

PT Asuransi Allianz Life Indonesia sebagai perusahaan asuransi jiwa yang sudah 25 tahun berada di Indonesia terus mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri keuangan di Tanah Air. Baru-baru ini Allianz Life juga berpartisipasi dalam Online Executive Program yang diselenggarakan oleh Islamic Financial Services Board (IFSB) dengan tema Managing Digital Transformation Risks for Islamic Finance Institutions (IFIs). Hadir sebagai perwakilan Allianz Life Indonesia dan menjadi salah satu pembicara Direktur dan Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia, Bianto Surodjo. 

Bianto menjelaskan mengenai transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnis syariah pada kanal distribusi bancassurance. “Transformasi digital diawali dengan berkembangnya sistem pembayaran digital, dimana ekosistem yang terbentuk dan keterhubungan telah meningkatkan kemudahan bagi para pengguna. Industri asuransi akan mengalami perjalanan yang mirip dengan sistem pembayaran digital yang dimulai dari pembentukan ekosistem, dan pengguna akan menentukan model operasi tersebut diterima dengan baik atau tidak,” paparnya.

Bisnis digital juga saat ini, lanjut Bianto didominasi oleh e-commerce, sedangkan perbankan mengejar solusi disrupsi yang dilakukan perusahaan digital. Kombinasi dari semuanya menjadi jangkar dalam bisnis digital, karena mereka dapat mencapai lebih dari 100 juta orang secara bersamaan.

 “Ketika membahas mengenai digital, saya ingin mengulangi bahwa digitalisasi tidak dapat diimplementasikan pada semua produk asuransi. Digitalisasi, tidak hanya dalam kerangka penjualan secara full digital, namun juga solusi digital yang sifatnya hybrid karena produk yang lebih kompleks masih memerlukan interaksi antar manusia dalam prosesnya,” tutur Bianto.

|Baca juga: Allianz Life Incar Segmen Upper Mass Affluent Nasabah Bank

Kerja sama dan kolaborasi dalam menumbuhkan industri syariah dan digital di berbagai bidang perlu dilakukan, antara lain dalam hal dialog dengan regulator, pencegahan fraud, peraturan yang seimbang dengan industri lain agar seimbang antara perlindungan nasabah, perlindungan perusahaan asuransi, kecepatan dan stimulasi untuk inovasi yang harus dilakukan. Selain itu, dukungan pemerintah dan regulator untuk industri syariah tentu menjadi hal yang sangat krusial sebagai pelengkap keseluruhan upaya ini.” tutup Bianto.

Pada suatu kesempatan, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan bahwa Allianz Life Indonesia fokus pada pengembangan inovasi digital dengan memanfaatkan teknologi, agar tetap relevan dengan dinamisnya perkembangan di era disrupsi digital. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman yang berkesan bagi karyawan, mitra bisnis dan tentunya nasabah.

“Dari sisi strategi pelayanan, kami akan terus mengembangkan ekosistem digital yang kami miliki untuk kemudahan akses nasabah terhadap berbagai layanan Allianz. Kami juga akan terus fokus dalam pengembangan teknologi dan melakukan inovasi digital untuk menjawab kebutuhan nasabah dan menyediakan layanan yang lebih baik lagi.” tutur Karin.

Dikatakan bahwa Allianz Life selalu berkomitmen untuk menyediakan berbagai produk dan layanan asuransi yang dapat memenuhi kebutuhan segmen nasabah yang berbeda-beda dan melalui berbagai jalur distribusi. “Sehingga kami senantiasa dapat memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia atau insuring more people,” kata Karin Zulkarnaen.

Menurut Karin, Customer Experience adalah salah satu fokus strategi bisnis Allianz Life dalam membuktikan komitmennya memberikan perlindungan dan layanan terbaik untuk nasabah. Customer touch points menjadi faktor terpenting dalam membangun customer experience, dimana area ini menjadi penentu kualitas pengalaman berasuransi yang akan didapatkan nasabah.

“Di masa pandemi yang menantang seperti saat ini, Allianz Life Indonesia juga menyediakan digital service tools, untuk pilihan kemudahan akses secara mandiri yang dapat dipilih oleh nasabah sesuai kebutuhan. Melalui tahun 2020 yang penuh tantangan, kami dengan cepat melakukan adaptasi, juga menerapkan perubahan untuk tetap menyediakan perlindungan asuransi dan memberikan layanan terbaik bagi nasabah,” ungkapnya.

Lanjut Karin, Allianz Life selalu memastikan nasabah dan mitra bisnis dapat terus mengakses produk dan layanan kami dari manapun dan kapanpun. Semakin banyak proses telah diubah menjadi berbasis digital untuk memberikan customer experience yang unik dan mudah.

“Selama 25 tahun keberadaannya di Indonesia dengan pencapaian-pencapaian yang baik, Allianz Life konsisten mengembangkan inovasi digital sehingga dapat terus menyediakan produk dan layanan terbaik bagi nasabah, serta melakukan berbagai inisiatif yang relevan dengan kondisi terkini. Sampai saat ini, Allianz Life Indonesia memberikan perlindungan kepada lebih dari 650.000 nasabah asuransi jiwa dan kesehatan dan lebih dari 8,3 juta tertanggung,” pungkas Karin.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Generali Kembali Dukung Borobudur Marathon 2021
Next Post MARKET BRIEF: Dow, Nasdaq, dan S&P 500 Kompak Turun

Member Login

or