Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS yang bakal mempercepat pengetatan moneter.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS semalam di hadapan Komite perbankan Senat AS yang cenderung mendukung pengetatan moneter.
“Powell melihat bahwa kenaikan inflasi yang terjadi di AS bukan lagi sementara dan dalam rapat moneter di Desember ini, Bank Sentral AS akan mendiskusikan untuk mempercepat tapering,” jelasnya kepada Media Asuransi, Rabu, 1 Desember 2021.
Menurutnya, pernyataan Powell yang cenderung mendukung percepatan tapering ini mendorong penguatan dolar AS. “Tapi di sisi lain, membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko dengan penguatan indeks saham Asia pagi ini bisa menahan pelemahan rupiah.”
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Menguat
Lebih lanjut Ariston menerangkan bahwa pagi ini data inflasi Indonesia bulan November akan dirilis, hasilnya mungkin masih menunjukan kenaikan inflasi yang stabil seperti bulan sebelumnya, menurut konsensus pasar, di kisaran 1,6%. Inflasi yang stabil bisa mendukung pemulihan ekonomi dan ini bagus untuk rupiah.
“Rupiah dapat melemah kembali ke kisaran Rp14.350-Rp14.400. Dengan potensi support di kisaran Rp14.300.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,09% ke level Rp14.332 per dolar AS sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,14% ke level Rp14.320 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News