Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2020, dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2021 menjadi “idA” dari “idA-”.
Pada saat yang sama, Pefindo juga menaikkan peringkat Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2020 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2021 menjadi idA(sy)” dari “idA-(sy)”.
Melalui keterangan resminya, Pefindo menyampaikan bahwa tindakan ini mencerminkan ekspektasinya bahwa SGRO akan mempertahankan kinerja keuangannya yang relatif kuat, terlihat dari rasio struktur permodalan dan perlindungan arus kas yang membaik dalam jangka pendek hingga menengah seiring dengan pencatatan pendapatan yang tetap kuat dan marjin EBITDA yang relatif stabil.
Prospek atas peringkat perusahaan adalah “stabil”. Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip syariah.
Peringkat mencerminkan profil perkebunan perusahaan yang baik, operasi hulu yang terintegrasi, dan permintaan domestik yang stabil untuk minyak kelapa sawit (CPO). Peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat, proteksi arus kas yang moderat, dan paparan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan cuaca yang tidak menguntungkan.
|Baca juga: Sampoerna Agro (SGRO) Terbitkan Obligasi Rp569,5 Miliar
Peringkat dapat dinaikkan jika SGRO mampu mencapai pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan atau memperluas area perkebunannya lebih lanjut dan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini juga harus disertai dengan struktur permodalan yang lebih konservatif dan perlindungan arus kas yang lebih kuat.
Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan menambah utang yang jauh lebih besar daripada yang diproyeksikan dan/atau harga CPO turun secara signifikan yang dapat melemahkan profil keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Pefindo menerangkan bahwa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga dapat memengaruhi permintaan produk SGRO, yang akan mengganggu operasi bisnis perusahaan dan juga dapat memicu penurunan peringkat.
Didirikan pada tahun 1993, dioperasikan secara komersial pada tahun 1998 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007, SGRO bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit, dengan total area perkebunan seluas 134 ribu hektar (ha) pada 30 September 2021. Area ini terdiri dari 85 ribu ha kebun inti dan 49 ribu ha kebun plasma, yang berlokasi di Sumatra dan Kalimantan.
Kegiatan bisnis perusahaan meliputi menanam dan memanen pohon kelapa sawit hingga produksi CPO dan inti sawit. Fasilitas produksi perusahaan terdiri dari delapan pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 515 ton tandan buah segar (TBS)/jam. Pada tanggal 30 September 2020, pemegang saham perusahaan adalah Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd (69,68%) dan publik (30,32%).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News