Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan kinerja pembiayaan segmen hijau yang sangat positif pada 2021. Portofolio hijau tercatat Rp172,4 triliun atau 29,6 persen dari total portofolio kredit BNI. Pada tahun 2021. BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5,3 persen yoy menjadi Rp582,44 triliun.
Direktur Manajemen Risiko BNI, David Pirzada, mengatakan bahwa pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp117 triliun. Adapun, selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.
“Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik tata kelola perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” kata David dalam paparan kinerja secara daring, Rabu, 26 Januari 2022.
|Baca juga: Laba BNI 2021 Naik 232 Persen
Sementara itu, Direktur Corporate Banking BNI, Silvano Rumantir, menyampaikan bahwa kredit korporasi pada tahun 2021 membukukan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh beberapa sektor ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan yang positif antara lain manufacturing, konstruksi, FMCG, transportasi, dan telekomunikasi.
“Pada tahun ini, kami tetap konsisten untuk ekspansi pada sektor resilience dan sustainable seperti FMCG, telekomunikasi, dan lainnya. Strategi BNI pada segmen kredit korporasi tersebut antara lain melalui ekspansi kredit yang selektif dengan fokus pada top tier korporasi di industri yang resilience dan sustainable serta memberikan solusi perbankan yang komprehensif kepada client,” ujarnya.
Silvano juga mengatakan bahwa memasuki tahun 2022 terdapat beberapa tema kunci ekonomi yang telah masuk ke dalam antisipasi pelaku industri perbankan. Pertama, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh optimisme terhadap keberlangsungan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi.
Kedua, laju inflasi yang kami perkirakan meningkat pada kisaran 2 persen hingga 4 persen. Implikasi dari kedua hal ini adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi serta kualitas aset yang terus membaik. Selain itu, sebagai dampak tapering AS, BNI memproyeksikan suku bunga acuan BI (BI 7 days RR) akan naik ke level 3,5 persen hingga 4 persen di tahun ini.
“Namun, BNI telah menetapkan langkah strategis untuk mengoptimalkan dana berbiaya murah (CASA) dalam mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif kepada pelaku industri utama di sektor-sektor ekonomi unggulan,” jelas Silvano.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News