Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap perencanaan finansial keluarga masih sangat rendah. Tercatat hanya 15 persen masyarakat yang memiliki perencanaan finansial secara detail. Hal itu memacu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus menggalakkan literasi keuangan ke semua lini masyarakat. Hal itu dikatakan Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) OJK Sardjito dalam sambutannya di pembukaan acara Sun Life Edufair 2017 yang berlangsung di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, 20 Oktober 2017). Hadir pada kesempatan itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) Elin Waty, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wowon Widaryat, dan sejumlah kepala sekolah peserta Sun Life Edufair 2017.
Sardjito menambahkan, survei literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 menunjukkan, terdapat sebagian besar masyarakat menggunakan produk dan layanan keuangan, namun hanya sedikit yang paham. Hal itu menunjukkan, banyak masyarakat yang telah menggunakan produk dan layanan keuangan tanpa dibekali pemahaman yang memadai. “Data kami menunjukkan yang melek keuangan hanya sekitar 29,7 persen dari masyarakat di Indonesia. Namun yang tidak paham pun ternyata juga datang ke lembaga jasa keuangan, jumlahnya mencapai 67,8 persen dari masyarakat Indonesia. Makanya banyak yang tertipu oleh lembaga keuangan yang tidak resmi dan tidak tercatat di OJK. Termasuk jenis-jenis investasi yang tidak baik namun menjanjikan hasil investasi besar, seperti Koperasi Pandawa dan Langit Biru,” tutur dia.
Dia menjelaskan, tingkat literasi keuangan perempuan cenderung lebih rendah dibandingkan tingkat nasional yaitu hanya 25,5 persen (secara nasional 29,7 persen), dengan tingkat inklusi 66,2 persen (secara nasional 67,8 persen). Sementara itu, tingkat literasi keuangan pelajar dan mahasiswa juga lebih rendah yaitu literasi keuangan sebesar 23,4 persen dengan tingkat inklusi keuangan mencapai 64,2 persen.
Menurut Sardjito, dari 96,7 persen masyarakat yang memiliki tujuan keuangan, sekitar 69 persen masyarakat memiliki tujuan keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tetapi, hanya 12,6 persen yang menyiapkan pendidikan anak dan hanya 6,3 persen yang memiliki tujuan keuangan untuk persiapan pensiun. Dia jelaskan, hanya sekitar 54,7 persen masyarakat yang memiliki anggaran keuangan keluarga, namun cuma 27,5 persen dari mereka atau sekitar 15 persen masyarakat yang memiliki anggaran keuangan secara detail. “Semua itu menunjukkan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap keuangan masih sangat rendah. Makanya, kami mengapresiasi langkah Sun Life menggelar Edufair, sebagai kegiatan yang selaras dengan program OJK dalam mendidik masyarakat untuk mengerti keuangan,” paparnya.
Sementara itu Presiden Direktur Sun Life Elin Waty menjelaskan bahwa Sun Life Edufair 2017 merupakan pameran edukatif tahunan untuk membantu keluarga Indonesia mendapatkan informasi komprehensif seputar kebutuhan pendidikan anak. Acara itu digelar di Mal Kota Kasablanka pada 20-22 Oktober 2017, dengan menghadirkan 20 sekolah formal dan lima sekolah non-formal terbaik di Jabodetabek, orang tua, pakar pendidikan, serta ahli perencanaan keuangan Sun Life. “Ini wujud nyata komitmen serta kontribusi kami dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memiliki perencanaan keuangan, terutama untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya,” katanya saat memberikan sambutan. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts
Ekonomi Digital