Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) kinerja yang bagus di tahun 2021 lalu. Hingga akhir kuartal III/2021, perseroan mencatatkan laba secara konsolidasian sebesar Rp229 miliar. Nilai aset perseroan tercatat sebesar Rp20,7 triliun dan total ekuitas sebesar Rp8,7 triliun. RBC Tugu Insurance mencapai 452, jauh di atas rata-rata industri asuransi umum yang sebesar 342 persen. Ini merupakan modal berharga bagi Tugu Insurance untuk mewujudkan mimpinya menjadi perusahaan asuransi nomor satu di Indonesia.
“Secara keseluruhan, performance Tugu Insurance di masa pandemi ini sangat luar biasa. Jadi kami secara finansial very strong. Alhamdulillah, ini semua hasil kerja keras dari Tuguers semua. Bahu-membahu, bekerja sama untuk bagaimana caranya kami bisa keluar dari pandemi ini dengan selamat, bahkan mencatatkan pertumbuhan,” kata Presien Direktur Tugu Insurance, Indra Baruna, dalam management-insight yang dilansir pertamina.com dan dikutip Media Asuransi, Kamis, 17 Ferbruari 2022.
Dia tambahkan, untuk dapat menyatakan bahwa Tugu Insurance bagus, itu bukan hanya dari internal perusahaan sendiri. AM Best salah satu lembaga rating internasional yang berpusat di New York, Amerika Serikat menyatakan bahwa Tugu Insurance adalah satu-satunya perusahaan nasional yang memiliki rating A- dengan “stable outlook”. “Melalui rating ini, kami bisa diperbandingkan dengan perusahaan-perusahaan global lainnya. Bahkan kami sudah masuk ke dalam satu grade, yang membuat perusahaan-perusahaan di luar negeri sudah bisa menggunakan jasa kami,” jelas Indra.
|Baca juga: Tugu Insurance Meluncurkan Produk Baru, t-down payment
Dia tambahkan, kontribusi kinerja yang bagus tersebut datang dari peningkatan hasil underwriting konsolidasian sebesar 28 persen yoy, sejalan dengan peningkatan retensi portofolio bisnis dari 37 persen, menjadi 46 persen. Selain itu tingkat klaim cukup terjaga, loss ratio turun dari 58 persen menjadi 53 persen. Selain itu, juga terdapat peningkatan hasil investasi yang naik sebesar 16 persen yoy, sejalan dengan perbaikan kondisi pasar modal disepanjang tahun 2021.
Dari sisi produk, Tugu Insurance juga melakukan portfolio balancing agar risiko tidak hanya terfokus kepada produk-produk tertentu saja. Semula produk-produk Tugu Insurance difokuskan untuk industri-industri besar yang berkaitan dengan oil and gas, tetapi sejak tahun 2018 perseroan mulai masuk ke sektor komersial, bahkan retail melalui produk-produk yang dimiliki. Sumbangan dari sektor komersial dan retail ini yang non captive ini juga cukup besar. Jika dilihat, saat ini perbandingan premi yang berasal dari Pertamina itu hanya sekitar 38 persen dan selebihnya adalah dari non captive atau dari luar Pertamina.
Perseroan juga sudah mengantisipasi perubahan yang ada di market, terutama karena saat ini digitalisasi itu bukan lagi sebuah pertanyaan atau pertimbangan, tapi memang sudah menjadi suatu keharusan. Oleh sebab itu, Tugu Insurance sudah mengantisipasi dengan melakukan digitalisasi proses dan juga pengembangan produk-produk dengan menggunakan teknologi yang terkini. Dengan implementasi tekonologi proses bisnis di perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
“Kontribusi portfolio balancing yang dilakukan berhasil membantu penurunan loss ratio dari 58 persen menjadi 53 persen seperti diantaranya adalah menghindari bisnis dengan risiko tinggi seperti credit insurance yang awalnya direncanakan sekitar Rp57 miliar, tetapi realisasinya kami tekan hingga Rp2,3 miliar. Ini kami cut karena kami tahu risiko kredit di masa pandemi ini meningkat. Hal-hal yang dilakukan ini memberikan kontribusi sehingga combine operating ratio (COR) kami berada di bawah 100 persen yang menunjukkan juga bahwa marjin masih cukup baik,” jelas Indra Baruna.
|Baca juga: Masih Tertekan Pandemi, Tugu Insurance Bukukan Premi Rp4,28 Triliun di Kuartal III/2021
Dia jelaskan, walaupun masih dalam tingkatan early adopter dari teknologi digital ini, Tugu Insurance sudah melakukan implementasi teknologi digital sejak 2019. Perseroan meluncurkan T-Drive yang merupakan aplikasi untuk masyarakat maupun pelanggan, melalui aplikasi ini selain bisa mendapatkan produk asuransi tetapi juga bisa membantu membaca data mengemudi pengguna agar dapat diperbaiki di kemudian hari.
Tahun 2020 kami meluncurkan T-Friend yang saat ini downloader-nya sudah mencapai 6 ribu. Ini adalah potensi yang besar untuk dikembangkan, dan sumbangannya pun sudah meningkat lebih dari Rp20 miliar. “Program ini kami buat karena pada waktu itu semua orang Work From Home (WFH), jadi kami memikirkan bagaimana caranya bisa berbisnis tanpa harus bertemu dengan klien. Itulah dasar kami menciptakan T-Friend. Melalui aplikasi itu, pemasar produk Tugu Insurance bisa bertransaksi dengan pelanggan tanpa harus bertemu, dan rupanya ini disambut baik oleh masyarakat,” jelasnya.
Salah satu perhatian Tugu Insurance saat ini sebagai bagian dari strategi perusahaan jangka menengah dan panjang adalah bagaimana transformasi teknologi dapat membantu Tugu Insurance dalam meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya. Termasuk untuk menerapkan efektifitas dan efisiensi dalam operasional perusahaan.
Ada beberapa komponen yang kami lakukan. Pertama adalah men-develop blueprint, yakni bagaimana sebetulnya model bisnis digital yang akan diadopsi. Kedua, mempersiapkan infratsruktur. Bukan hanya dari sisi IT, tapi semua hal yang mendukung untuk dapat bekerja dengan cara-cara yang baru. Kemudian dari sisi budaya, mindset karyawan disiapkan. Pada kuartal empat tahun lalu, perseroan sudah membuat training, webinar-webinar serta seminar-seminar kecil.
Dari sisi cara kerja, Tugu Insurance juga mengadopsi agility di dalam bekerja. Ini komponen budaya yang diterapkan. Kemudian perseroan juga harus bisa menyiapkan produk dan services yang betul-betul customer centric. “Customer centric itu harus kita mulai dari pelanggan, baru kita atur ke belakang produk atau services apa yang harus kita kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” tutur Indra Baruna.
Saat ini Tugu Insurance sudah memiliki asuransi kendaraan T-Drive, asuransi sepeda motor T-Ride, ada juga T-Fracture untuk personal accident dan juga kecelakaan patah tulang. Selain itu perseroan memilik travel insurance, lalu T-Home untuk asuransi tempat tinggal, apartemen dan lain sebagainya. Nanti juga dikembangkan lagi ke asuransi kesehatan dan lain sebagainya.
|Baca juga: Tugu Insurance Gandeng Cermati Perkuat Pemasaran
“Ke depan yang akan kami ciptakan adalah wadahnya. One day kami akan mempunyai apa yang disebut dengan super apps yang isinya adalah mengenai risiko apa saja yang dibutuhkan oleh pelanggan yang bisa di akses dan dibeli melalui aplikasi kami. Membeli bukan hanya order, tapi juga termasuk pembayaran, proses klaim dan lain sebagainya,” jelas Presiden Direktur Tugu Insurance ini.
Setelah itu Tugu Insurance akan mengembangkan dengan ekosistem Pertamina Group. Pertamina saat ini sudah mengembangkan MyPertamina, maka nanti Tugu Insurance dapat join dan bekerja sama dengan MyPertamina untuk men-deliver value yang lebih baik kepada pelanggan, baik pelanggan di Tugu Insurance maupun pelanggan Pertamina.
Ke depan Tugu Insurance ingin mencapai apa yang diimpikan dalam visi misi perseroan, yaitu menjadi perusahaan asuransi nomor satu di Indonesia. Nomor satu dari sisi market share yang sebetulnya bisa dicerminkan dari preminya, profitability, dan dari sisi customer atisfaction.
“Kita menjadi the biggest, the strongest, dan the healthiest. Kemudian the happiest karena customer happy ketika berhubungan dengan Tugu Insurance. Ini adalah visi yang ingin kami capai dalam waktu lima tahun, yang sudah kami canangkan sejak tahun 2018. Harapan kami, visi ini bisa tercapai di tahun 2023,” tutur Indra Baruna
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News