Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja penjualan PT United Tractors Tbk (UNTR) pada Februari 2022 diperkirakan akan membaik setelah pada Januari membukukan perlambatan.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk United Tractors (UNTR IJ) – Despite slow in January, February operationals should be higher, analis Mirae Sekuritas, Hariyanto Wijaya, menjelaskan bahwa kinerja operasional UNTR QoQ lebih lambat di 4Q21, tetapi masih sesuai dengan ekspektasi.
Meskipun penjualan Komatsu United Tractors (UNTR) membukukan unit yang lebih rendah yakni hanya 138 di bulan Desember, penjualan 4Q21 sebesar 894 unit (+7,3% qoq, +139,7% yoy) masih dalam ekspektasi Mirae. Perlu dicatat bahwa sektor pertambangan menjadi pendorong pertumbuhan unit penjualan Komatsu didukung oleh harga batu bara yang menguntungkan.
|Baca juga: United Tractors (UNTR) Bagi Dividen Rp1,25 Triliun
Bisnis kontraktor pertambangan UNTR membukukan produksi batu bara yang lebih rendah yakni sebesar 28,5 juta ton di 4Q21 setelah ADRO menghentikan aktivitas kontrak pertambangannya dengan PAMA. Namun, pengupasan lapisan penutup terus meningkat menjadi 222,3 juta BCM di 4Q21 karena rasio pengupasan rata-rata meningkat didukung oleh harga batu bara yang menguntungkan. Volume penjualan batu bara turun menjadi 1,2 juta ton di 4Q21, namun masih sesuai ekspektasi. Volume penjualan emas UNTR mencapai 73k oz di 4Q21.
Meski lambat di Januari, jelas Hariyanto, operasional Februari harus lebih tinggi. Penjualan Komatsu di bulan Januari menunjukkan hasil yang kuat yakni sebanyak 530 unit karena beberapa penundaan pengiriman dari bulan Desember. Permintaan alat berat juga kuat di bawah harga batu bara dan nikel yang menguntungkan saat ini.
“Kami pikir penjualan Komatsu yang lebih tinggi (vs anggaran FY22 sebesar 3.700 unit) kemungkinan akan tercapai jika UNTR dapat mengamankan lebih banyak unit dari prinsipal,” tulisnya.
|Baca juga: United Tractors (UNTR) Bagi Dividen Rp1,25 Triliun
Di sisi lain, volume kontrak pertambangan UNTR pada bulan Januari melemah karena kliennya meminta aktivitas kontrak pertambangan yang lebih lambat selama larangan ekspor batu bara pada Januari 2022.
Hariyanto memperkirakan kegiatan kontrak penambangannya, yaitu pemindahan lapisan penutup dan produksi batu bara akan pulih pada bulan Februari. Penjualan batu bara Januari hanya mencapai 402 ribu ton (-21.2% mom, -75.1% yoy) karena keterlambatan pengiriman ke pasar ekspor pada akhir Januari sebagai dampak larangan ekspor batu bara. Dia memperkirakan volume penjualan batu bara bulanan akan meningkat di bulan Februari.
“Ulangi panggilan Beli dengan TP yang tidak berubah sebesar Rp30.000. Kami mempertahankan asumsi kami dan mengulangi panggilan Beli kami dengan TP Rp30.000. TP kami berasal dari target P/E 10,1x pada EPS FY22 kami,” tambahnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News