Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian BUMN sebagai pemegang saham di PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, telah melakukan penggantian dua direksi di perusahaan reasuransi ini pada awal Maret 2022. Ini merupakan penggantian yang rutin dilakukan oleh Kementerian BUMN sebagai bentuk penyegaran dan penguatan organisasi untuk masa sekarang dan ke depan.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Indonesia Re melakukan pergantian dua direksi perseroan yaitu Direktur Teknik Operasi dan Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi. Dua direksi baru yang mengisi posisi tersebut adalah masing-masing Delil Khairat dan Beatrix Santi Anugrah.
Pergantian dua direksi tersebut telah terpublikasi dalam situs resmi perusahaan. Pengangkatan Delil Khairat sebagai Direktur Teknik Operasi Indonesia Re dan Beatrix Santi Anugrah sebagai Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re ditetapkan dalam Salinan Surat Keputusan Menteri BUMN No: SK-73/MBU/03/2022 tertanggal 10 Maret 2022. Namun, jabatan keduanya baru akan berlaku efektif setelah lulus penilaian dan kepatutan (fit & proper test) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
|Baca juga: Erick Thohir Ganti 2 Direksi Indonesia Re
Menurut Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, penggantian dua direksi Indonesia Re merupakan ranah dari pemegang saham. “Sebagai Dirut yang juga mendapat amanah dari pemegang saham, saya percaya bahwa pemegang saham memiliki penilaian tersendiri mengenai proses penggantian ini yang tentunya dikaitkan dengan rencana bisnis pemegang saham dan organisasi,” katanya kepada Media Asuransi.
Menurut Benny, bidang teknik operasi dan dan bidang pengembangan & teknologi informasi sekarang menjadi salah satu fokus perusahaan untuk bisa lebih berkembang dan sustainable lagi ke depannya.
“Bidang teknik operasi ini seperti jantungnya bagi perusahaan reasuransi. Sedangkan, bidang teknologi informasi ini untuk ke depannya. Jadi kedua bidang ini menjadi fokus pemegang saham dan perusahaan untuk bisa memastikan kita dapat menyediakan produk dan layanan sesuai dengan mitra bisnis,” paparnya.
Benny menjelaskan, direktur pengembangan dan teknologi informasi ini juga bertugas mengembangkan dua anak usaha Indonesia Re yakni ASEI dan Reindo Syariah. “Jadi kita punya tanggung jawab harus mengembangkan ketiganya, tidak hanya Indonesia Re tapi juga 2 anak usahanya,” tegasnya.
Kepada direktur teknik operasi yang baru, Benny berharap bisa memperbaiki proses underwriting dan termasuk proses klaim. Tentunya melalui proses underwriting yang proper dan risk management yang benar sehingga untik memastikan bisnisnya profitabel ke depan.
“Kalau dihubungkan keduanya, bidang teknik operasi dan bidang pengembangan teknologi informasi, saling terkait. Apalagi saat ini Indonesia Re juga sedang mengembangkan sekitar 12 aplikasi untuk memperlancar bisnis di dalam dan juga untuk meningkatkan added value kepada ceding company dan bisa meningkatkan peran kita sebagai centre of excellent bagi industri,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia Re memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan yang besar dan tangguh, khususnya dalam menjadi penyedia bisnis reasuransi nasional yang mampu berkiprah di kancah regional yang didukung dengan permodalan yang kuat serta sistem dan SDM yang mumpuni.
Sementar itu terkait dengan digitalisasi, lanjut Benny, hal ini sudah menjadi fokus bisnis Indonesia Re dalam beberapa tahun terakhir dan saat ini bahkan sedang dilakukan usaha percepatannya secara serius.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News