Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat melesat ke 7.000, rekor sepanjang masa, saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ditutup meroket. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, Kamis kemarin, 17 Maret 2022, saham MPPA ditutup melesat 22,29% di Rp384/saham dan berada di posisi pertama untuk top gainers.
Saham MPPA ditransaksikan sebesar Rp219 miliar dengan volume perdagangan 618 juta saham. Sepekan terakhir saham MPPA melesat 29%, sebulan juga naik 32%, dan year to date minus 12%. Asing juga masuk ke saham MPPA sebesar Rp18 miliar di pasar reguler kemarin, kendati sebulan terakhir investor asing melepas saham ini Rp109 miliar di pasar reguler.
Baca juga: Indra Baruna Mengundurkan Diri sebagai Presiden Direktur Tugu Insurance (TUGU)
Apa menariknya saham emiten Grup Lippo yang mengelola gerai Hypermart ini? Secara valuasi saham MPPA memang masih terhitung cukup premium saat ini dengan rasio harga terhadap nilai buku (price to book value/PBV) 103 kali, kendati secara rasio harga terhadap laba atau price to earnings ratio (PER) minus 12,58 kali.
Dari sisi kinerja, per September 2021, penjualan MPPA turun menjadi Rp4,94 triliun dari periode 9 bulan di tahun 2020 sebesar Rp5,12 triliun. Meski demikian, perseroan mampu memangkas rugi bersih menjadi Rp156,42 miliar dari sebelumnya rugi Rp332,40 miliar.
Menariknya MPPA kini masuk ekosistem dari Grup GoTo. Hal ini lantaran pada Oktober 2021, entitas gabungan GoTo (Gojek-Tokopedia) yakni PT GoTo Gojek Tokopedia (dulu bernama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa) resmi masuk menjadi pemegang saham MPPA.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Kamis, 7 Oktober 2022, Corporate Secretary Matahari Putra Prima, Danny Kojongian, menyampaikan GoTo tercatat memiliki saham baru MPPA di atas 5%, setelah PT Multipolar Tbk (MLPL) melakukan transaksi penjualan saham perseroan kepada perusahaan dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia tersebut.
Baca juga: AIA Bukukan Premi Rp13,61 Triliun di 2021
Masuknya MPPA dalam ekosistem GoTo dinilai akan menambah daya ekspansi bisnis dari MPPA. Apalagi per November 2021, 80 gerai virtual MPPA telah bergabung di GoMart (bagian dari layanan on demand Gojek). Gojek adalah platform on demand terkemuka di Indonesia dengan total 29 juta pengguna aktif setiap bulannya.
Ditambah lagi, per November, ada 39 gerai virtual telah hadir di Happyfresh yang merupakan layanan grosir online dengan lebih dari 700 supermarket, hypermarket, dan toko grosir terkemuka di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Saat ini GoTo dalam proses melangsungkan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Dalam IPO ini, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor GoTo setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).
Dengan jumlah saham yang ditawarkan, GoTo dapat mengumpulkan dana setidaknya Rp15,2 triliun (US$1,1 miliar), dengan tambahan Rp2,3 triliun (US$160 juta) dari greenshoe.
Kisaran harga untuk IPO telah ditetapkan pada Rp316 hingga Rp346 per saham, sehingga kapitalisasi pasar saat pencatatan saham di BEI diperkirakan mencapai antara Rp376,6 triliun (US$26,2 miliar) dan Rp413,7 triliun (US$28,8 miliar). Nah, apakah saham MPPA ke depan akan makin menarik dengan masuknya GoTo sebagai perusahaan publik, patut kita tunggu. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News