Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak fluktuatif seiring dengan sentimen yang variatif.
Pengamat Pasar Modal dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan nilai tukar rupiah masih terlihat berpeluang menguat terhadap dollar AS pagi ini.
Penguatan ini bisa didukung oleh penurunan harga minyak mentah karena komitmen AS untuk mengeluarkan cadangan strategis minyak mentahnya sebanyak 1 juta barel per hari untuk beberapa bulan ke depan untuk membantu menurunkan harga minyak mentah dunia.
“Namun di sisi lain, sentimen negatif terhadap aset berisiko termasuk rupiah masih besar,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis 31 Maret 2022.
|Baca juga: Harga Emas Spot Masih dalam Fase Konsolidasi
Menurutnya, skeptisme pelaku pasar terhadap perundingan damai Rusia Ukraina masih mendorong pasar keluar dari aset berisiko. Rusia tidak mengendurkan serangannya ke Ukraina.
Risiko inflasi sebagai akibat dari perang Rusia Ukraina juga menekan aset berisiko karena inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global.
Potensi kebijakan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini, juga berpeluang mendorong pasar keluar dari aset berisiko termasuk rupiah untuk sementara.
Lebih lanjut, Ariston mengatakan pagi ini data survei manufaktur Tiongkok untuk bulan Maret baru saja dirilis. Sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi global, data ekonomi Tiongkok juga diperhatikan pelaku pasar keuangan. Hasil menunjukan aktivitas manufaktur yang berkontraksi karena lockdown covid dan ini bisa memberikan tekanan tambahan ke aset berisiko termasuk rupiah.
“Potensi penguatan ke kisaran 14320, sementara potensi pelemahan ke kisaran 14360.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News