Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak tertekan karena kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mendapatkan tekanan turun hari ini terhadap dolar AS.
“Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi karena invasi Rusia masih menjadi penekan Rupiah. Karena kenaikan inflasi yang tinggi bisa menahan masyarakat untuk melakukan pembelian, menurunkan tingkat konsumsi sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi tertekan,” jelasnya kepada Media Asuransi, Senin 11 April 2022.
|Baca juga: Kekhawatiran Kenaikan Inflasi Berpotensi Angkat Harga Emas Global
Menurutnya, ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif tahun ini juga memberikan tekanan untuk rupiah. Ekspektasi ini tercermin dari Yield obligasi pemerintah AS terus meninggi, terus menciptakan level tertinggi baru tahun ini. Untuk tenor 10 tahun sudah di 2,7%. Ekspektasi tersebut bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah.
Sementara dari dalam negeri, jelas Ariston, isu demo mahasiswa hari ini juga bakal menjadi perhatian pasar. Demo damai, sentimen positif untuk rupiah dan sebaliknya. “Pelemahan rupiah mungkin ke kisaran Rp14.380 per dolar AS, sementara suport di kisaran Rp14.340 per dolar AS.”
Adapun pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di pasar spot ditransaksikan menguat 0,50 poin ke level Rp14.361 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,04% ke level Rp14.365 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News