Media Asuransi, JAKARTA – Startup insurtech Indonesia Qoala telah mengumumkan penggalangan dana Seri B sebesar US$65 juta yang dipimpin oleh Tara Reeves dari Eurazeo, sebuah perusahaan investasi Eropa.
Mengutip dari situs e27.co, Beberapa investor yang sudah ada, antara lain Flourish Ventures, KB Investment, MassMutual Ventures, MDI Ventures, SeedPlus dan Sequoia Capital India, juga turut berpartisipasi. Investor baru dalam putaran tersebut adalah BRI Ventures, Daiwa PI Partners, Indogen Capital, Mandiri Capital Indonesia dan Salt Ventures.
“Kami akan terus berinvestasi dalam meningkatkan jangkauan Qoala di pasar inti kami. Kami juga akan fokus pada peningkatan teknologi dan pengalaman produk kami untuk mengurangi hambatan mengakses asuransi yang masih sangat signifikan,” kata Pendiri dan CEO Qoala, Harshet Lunani.
|Baca juga: Qoala Telah Berkolaborasi dengan Lebih dari 30 Perusahaan Asuransi
Diluncurkan pada tahun 2018 oleh Lunani dan Tommy Martin, Qoala mendistribusikan produk asuransi ritel kepada konsumen untuk mobil, sepeda, rumah, dan kesehatan melalui platform omnichannel-nya.
Qoala mengklaim telah mengakuisisi lebih dari 50.000 pemasar asuransi dan didukung oleh lebih dari 50 perusahaan asuransi untuk menjual asuransi dari beberapa perusahaan asuransi sambil mengelola layanan pra-penjualan dan pasca-penjualan.
Perusahaan juga menyediakan beberapa produk asuransi mikro yang inovatif melalui kemitraan antara lain antara Traveloka, Redbus, DANA, JD.ID, Shopee, Kredivo, dan Investree.
Startup tersebut mengatakan telah tumbuh 30 kali lipat sejak penggalangan dana Seri A senilai US$13,5 juta yang dipimpin oleh Centauri Fund, perusahaan patungan antara dana dari Kookmin Bank Korea Selatan dan Telkom Indonesia.
Tahun lalu, Qoala berekspansi ke Thailand dengan mengakuisisi platform insurtech lokal FairDee. Qoala juga hadir di Malaysia. “Penetrasi asuransi di Indonesia saat ini hanya 2 persen, jauh di belakang rata-rata global sebesar 6 persen, dengan sebagian besar konsumen baru mulai memahami nilai asuransi. Oleh karena itu, ada banyak ruang untuk pertumbuhan. Dalam dekade berikutnya, Indonesia, Thailand, dan Malaysia berada di antara 10 besar pasar asuransi global dengan pertumbuhan tercepat,” tambah Harshet.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News