Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2022 tetap baik, sehingga menopang ketahanan eksternal. Pada kuartal I/2022, surplus transaksi berjalan masih berlanjut di tengah defisit transaksi modal dan finansial sehingga NPI mengalami defisit 1,8 miliar dolar AS.
“Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 139,1 miliar dolar AS atau setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional,” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 23 Mei 2022.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Surplus transaksi berjalan berlanjut pada kuartal I/2022 terutama ditopang oleh surplus neraca barang yang tetap tinggi. Pada kuartal I/2022, transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar 0,2 miliar dolar AS (0,1% dari PDB), meskipun lebih rendah dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 1,5 miliar dolar AS (0,5% dari PDB).
Kinerja positif tersebut ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap kuat seiring dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi, seperti batu bara dan CPO, di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia. Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi yang terus berlanjut dan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri pasca pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan antarnegara dan penyelenggaraan ibadah umrah yang kembali dibuka.
“Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer membaik sehingga menopang berlanjutnya surplus transaksi berjalan,” jelas Erwin.
Kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I/2022 tetap terjaga ditopang oleh peningkatan surplus investasi langsung, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Transaksi modal dan finansial pada kuartal I/2022 mencatat defisit sebesar 1,7 miliar dolar AS (0,5% dari PDB), membaik dibandingkan dengan defisit 2,2 miliar dolar AS (0,7% dari PDB) pada kuartal IV/2021.
|Baca juga: Neraca Transaksi Berjalan Sektor Asuransi Masih Dalam Tren Defisit
Optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik dan iklim investasi yang terjaga mendorong peningkatan aliran masuk neto investasi langsung pada kuartal I/2022 menjadi sebesar 4,5 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan capaian pada kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 3,8 miliar dolar AS. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan rencana percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju menyebabkan aliran keluar investasi portofolio, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan kuartal IV/2021.
Selain itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang lebih besar dari kuartal sebelumnya antara lain disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan penempatan ke aset valas sejalan dengan masih tingginya aktivitas ekspor.
“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” kata Erwin Haryono.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News