1
1

Tren Bearish, Investor Bisa Masuk ke Reksa Dana Indeks Saham

Ilustrasi.| Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Selama sepekan terakhir, kinerja IHSG turun cukup dalam sebesar 2,11%. Pelemahan ini didorong faktor keputusan kebijakan The Fed dalam menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,75%. 

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset PT Infovesta Utama menjelaskan bahwa meskipun kebijakan suku bunga ini diambil untuk menekan inflasi yang dikhawatirkan menimbulkan resesi global, hal tersebut cukup mengguncang pasar. The Fed tidak menutup kemungkinan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga masih akan berlanjut dalam jangka pendek. 

Sentimen tersebut, bersamaan dengan rilis data surplus perdagangan Indonesia periode Mei yang lebih rendah dari ekspektasi dan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia mengakibatkan rupiah tergelincir cukup dalam selama sepekan terakhir sebesar 1,84% ke level Rp14.823 per dollar AS, setelah rupiah dapat bergerak stabil didukung oleh data ekonomi yang solid. 

|Baca juga: MARKET BRIEF: Bursa Wall Street Masih di Zona Bearish

Selain itu, pasar memprediksikan kebijakan BI rate pekan depan akan kenaikan suku bunga yang dapat mempengaruhi pergerakan terhadap pasar. “Kami melihat kebijakan The Fed atas kenaikan suku bunga merupakan langkah memerangi inflasi yang terlalu tinggi.” 

Kenaikan inflasi di US ini salah satunya karena gangguan rantai pasokan perdagangan akibat invasi perang Ukraina-Rusia yang belum kunjung usai serta pent-up demand (permintaan meningkat drastis) setelah Covid-19. 

Lalu, bagaimana dengan ekonomi Indonesia? Meskipun rilis data pertumbuhan terakhir belum sesuai harapan, namun secara umum pasar melihat data-data ekonomi Indonesia masih cukup solid. Di sisi lain kenaikan harga komoditas turut memberikan sentimen positif terhadap pasar. Naiknya outlook rating Indonesia dari negatif menjadi stabil juga menjadi faktor pendukung lainnya. 

Di tengah kondisi global yang fluktuatif, bagaimana potensi kinerja investasi pasar modal? “Kami melihat kinerja reksa dana saham sedang dalam tren bearish sehingga investor sebaiknya waspada terhadap berita ekonomi terutama rilis kebijakan suku bunga BI pekan depan. Investor juga dapat mempertimbangkan reksa dana indeks saham untuk memperkecil risiko pemilihan saham/sektor yang kurang tepat.”

Sedangkan untuk pasar reksa dana pendapatan tetap masih dalam tren pelemahan. Namun, kami menyarankan investor tetap harus waspada terhadap isu kebijakan kenaikan suku bunga The Fed dan suku bunga BI rate yang mempengaruhi pergerakan pasar.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Semakin Diminati, ‘Media Luar Ruang Terus Melakukan Revolusi
Next Post IHSG Berpotensi Bergerak Upward, 5 Saham Ini Layak Dicermati 

Member Login

or