Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Bank Mandiri (BMRI IJ) – 1H22 result review: Earnings above estimates, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, menjelaskan bahwa di 2Q22, BMRI membukukan laba bersih Rp10,2 triliun (+1,5% QoQ; +54,6% yoy). Secara kumulatif di 1H22, laba bersih mencapai Rp20,2 triliun (+61,7% yoy). “Hasilnya jauh di atas perkiraan kami dan konsensus pada tingkat berjalan 56,7% terhadap perkiraan FY22F.”
Pada 1H22, sambung Handiman, pendapatan bunga BMRI tumbuh 10,0% yoy menjadi Rp52,9 triliun, didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 12,2% yoy. Pada saat yang sama, beban bunga masih turun 14,3% yoy menjadi Rp11,1 triliun, menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp41,8 triliun (+19,0% yoy).
|Baca juga: Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Tembus Rp1.138,31 Triliun
Menurutnya, beban provisi turun cukup signifikan di 1H22 sebesar 29,2% yoy menjadi Rp7,4 triliun karena perusahaan telah membangun banyak provisi dalam 2 tahun terakhir. Cakupan NPL kini mencapai 253%, level tertinggi sepanjang sejarah, dengan rasio NPL meningkat menjadi 2,4% (1Q22: 2,7%; 1H21: 3,1%).
Pertumbuhan kredit sebesar 12,2% yoy difokuskan pada segmen ritel yaitu mikro (+12,0% yoy), UKM (+12,5% yoy), dan anak perusahaan yaitu BSI (+18,5% yoy), dan Bank Mantap (+15,3% yoy). Peningkatan pertumbuhan pinjaman korporasi (+10,6%) didorong oleh korporasi swasta yang kuat (+16,5% yoy) tetapi diimbangi oleh korporasi BUMN yang lemah (+1,0%), meskipun Mirae sudah melihat pinjaman BUMN mulai meningkat di 2Q22.
Handiman berpendapat bahwa pertumbuhan kredit akan terus meningkat di 2H22, sehingga BMRI akan menjadi salah satu penerima manfaat utama mengingat likuiditas yang cukup dan kemampuan pinjaman yang kuat di berbagai sektor dan segmen bisnis.
“Kami mempertahankan peringkat beli kami di BMRI dengan target harga yang tidak berubah sebesar Rp10.200, mencerminkan target P/B sebesar 2,0x,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News