Melalui Daily Write Up bertajuk Bank Negara Indonesia (BBNI IJ) – 1H22 result review: Earnings beat on lower provisioning, analis Mirae Sekuritas Handiman Soetoyo menjelaskan bahwa
pada 2Q22, BBNI membukukan laba bersih Rp4,8 triliun (+22,2% QoQ, +83,2% yoy), terutama didorong oleh penurunan biaya provisi secara signifikan di kuartal tersebut. “Secara kumulatif di 1H22, laba bersih meroket menjadi Rp8,8 triliun (+75,1% yoy). Kinerja ini berada di atas perkiraan kami dan konsensus.”
|Baca juga: BNI (BBNI) Berencana Jual BNI Life, Ini Analisis dari Emtrade
Handiman melanjutkan, kredit yang direstrukturisasi juga turun secara signifikan dari Rp81,8 triliun (14,4% dari total kredit) di 1H21 menjadi hanya Rp62,9 triliun (10,2% dari total kredit) di 1H22. “Kredit tumbuh 8,9% yoy, terutama didorong oleh segmen berisiko rendah seperti BUMN korporasi, komersial besar, KUR, dan payroll.”
Seiring dengan pemulihan ekonomi, Handiman berharap BBNI juga diuntungkan dalam hal pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dan kualitas aset yang lebih baik. Rupiah yang lebih lemah akan menguntungkan eksportir, yang merupakan pasar utama BBNI.
Lebih lanjut, Handiman menegaskan kembali rekomendasi Beli kami pada BBNI dengan target harga Rp9.575, berdasarkan target P/B 1,3x. “BBNI berhasil mencapai keseimbangan antara mengelola kualitas aset dan menumbuhkan kredit secara selektif ke segmen berisiko rendah, yang kami yakini akan memberikan landasan yang kokoh bagi perusahaan untuk memiliki pertumbuhan laba yang lebih stabil.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News