Media Asuransi, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dipastikan akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun ini sebesar Rp 7,5 triliun. Ditambah lagi, emiten penerbangan milik pemerintah itu juga sudah mulai membaik keadaan keuangannya, seperti yang diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir.
Meski begitu, Erick tidak mau buru-buru mencari investor untuk emiten berkode GIAA tersebut. Menurut Erick usai negara hadir, cashflow positif, dan net income baik baru dirinya akan mengundang investor.
Baca juga: Penjualan Mobil Kembali Terbang, Tanda Ekonomi Indonesia Pulih?
“Kita akan undang investor, tetapi bukan uang, namun strategic partner yang bisa membantu Garuda membuka rute baru di luar negeri,” tegas Erick, Senin (15/8/2022).
Erick bilang jika mencari investor ini bukan untuk gaya-gayaan namun harus menghasilkan keuntungan seperti yang terjadi pada rute untuk haji dan umroh.
“Kami ingin mencari yang bisa berpartner dengan size yang sama karena bisnis penerbangan tidaklah mudah,” tegas Erick.
Erick memastikan tahun ini PMN untuk Garuda akan cair dan setelah Garuda makin membaik dan tidak lagi minus baru mulai menggaet investor. “Ojo Kesusu, harus bertahap,” pungkas Erick.
Baca juga: Kembangkan Madrasah, Kementerian Agama Gandeng Startup UEA
Untuk diketahui, pada Juli lalu Garuda merilis laporan keuangan. Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/7/2022), tercatat sepanjang 2021 Garuda masih membukukan kerugian yang besar.
Garuda membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 4,16 miliar atau sekitar Rp 62,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.993/US$). Angka tersebut membengkak dari rugi pada 2020 yang sebesar US$ 2,44 miliar.
Kerugian yang membengkak tersebut di antaranya disebabkan menurunnya pendapatan usaha. Sepanjang 2021, pendapatan usaha tercatat US$ 1,34 miliar, turun 10,4% dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar US$ 1,49 miliar. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News