Analis PT Sinarmas Future mengatakan pada perdagangan pagi ini, sentimen The Fed ini terlihat masih bertahan dan memberikan sentimen negatif ke pergerakan Harga aset berisiko. “Indeks saham Asia terlihat bergerak negatif di awal perdagangan hari ini,” katanya kepada Media Asuransi, Senin 22, Agustus 2022.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Dia menjelaskan sentimen ini dipicu rilis Notulen Rapat The Fed pekan lalu dan komentar beberapa petinggi bank sentral AS yang menginginkan kenaikan suku bunga acuan terus berlanjut hingga akhir tahun karena tingkat inflasi AS yang masih tinggi.
Dari dalam negeri, terang dia, rencana kenaikan BBM yang bakal memicu inflasi dan dapat menurunkan daya beli masyarakat sehingga bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi, bisa memberikan tekanan ke rupiah. “Potensi pelemahan ke arah Rp14.900 dengan support di kisaran Rp14.800,” jelasnya.
Sementara itu pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,01% ke level Rp14.838 per dolar AS sedangkan di JISDOR BI, nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,24% ke level Rp14.858 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News