Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpotensi menguat karena sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa.
Analis PT Sinarmas Future Ariston Tjendra menjelaskan nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa semalam sebesar 75 basis poin.
“Kenaikan suku bunga acuan Eropa ini sedikit banyak mengurangi tekanan penguatan dollar AS. indeks dolar AS terlihat mengalami koreksi,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat, 9 September 2022.
|Baca juga: Tekanan Terhadap Rupiah Diperkirakan Belum Berakhir
Menurutnya, rupiah berpeluang menguat ke arah Rp14.850 dengan potensi resisten di kisaran Rp14.920.
Tapi di sisi lain, jelasnya, pergerakan nilai tukar terhadap dolar AS masih belum lepas dari isu kenaikan lanjutan suku bunga acuan AS. Semalam Gubernur Bank Sentral AS masih menegaskan bahwa fokus bank sentral adalah menurunkan tingkat inflasi AS secara signifikan mendekati target 2%.
“Ini artinya kenaikan suku bunga acuan sebagai alat moneter untuk mengendalikan inflasi bakal terus dijalankan. Hal ini masih akan memberi tekanan ke rupiah,” jelasnya.
|Baca juga: Efek Kenaikan BBM Bersubsidi, BI Diperkirakan Naikkan Suku Bunga Acuan Hingga 4,50%
Dari dalam negeri, sambung Ariston, pasar masih mengamati isu kenaikan BBM dan inflasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,11% ke level Rp14.905 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan menguat 0,15% ke level Rp14.905 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News