Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi terapresiasi seiring dengan dolar AS yang masih berkonsolidasi.
Analis PT Sinarmas Future, Ariston Tjendra, menjelaskan nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat hari ini ke arah Rp14.800, dengan resisten di kisaran Rp14.850.
Menurutnya, dolar AS terlihat masih berkonsolidasi terhadap nilai tukar lainnya menjelang pengumuman kenaikan suku bunga acuan AS pekan depan. “Indeks dolar AS terlihat mengalami tekanan karena penguatan nilai tukar lainnya terutama euro terhadap dolar AS. Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa 75 basis poin pekan lalu menjadi penyebabnya,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 12 September 2022.
|Baca juga: Sentimen Fed Belum Hilang, Harga Emas Berpotensi Rebound Sementara
Dari dalam negeri sendiri, ekspektasi kenaikan inflasi karena kenaikan BBM subsidi juga memicu ekspektasi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuannya lagi, sehingga ini membantu menjaga nilai tukar rupiah.
Tapi di sisi lain, terang dia, sentimen The Fed masih menjaga pelemahan dolar AS tidak dalam. Pasar masih berekspektasi besar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya 75 basis poin pekan depan karena inflasi AS masih di level tinggi. Besok malam AS akan merilis data inflasi konsumennya. Dollar AS bisa melemah lagi bila terlihat penurunan inflasi.
Sementara itu pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,47% ke level Rp14.830 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,40% ke level Rp14.846 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News