Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpotensi tertekan karena mengantisipasi hasil rapat The Fed.
Analis PT Sinarmas Future, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa rupiah mungkin bakal mengalami tekanan di awal pekan ini karena pasar mengantisipasi hasil rapat The Fed Kamis dini hari pekan ini.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
“Potensi tekanan ke arah Rp14.950-Rp14.980, dengan support di kisaran Rp14.880,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 19 September 2022.
Menurut CME FedWatch Tool, jelasnya, saat ini pasar berekspektasi kemungkinan 80% Bank Sentral AS akan menaikan suku Bunga a sebesar 75 basis poin, sementara sisanya kemungkinan 100 bp.
“Potensi kenaikan yield di AS ini mendorong penguatan dolar AS. Ekspektasi pasar tersebut dipicu oleh level inflasi AS yang masih tinggi di atas 8% dan pernyataan para petinggi the Fed yang menginginkan inflasi turun denga kebijakan pengetatan moneter yg agresif.”
Dari dalam negeri, sambung Ariston, isu yang menonjol masih soal dampak kenaikan BBM subsidi terhadap harga barang-barang yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi bila tidak bisa dikendalikan. “Isu ini bisa menekan rupiah,” pungkas Ariston.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News