1
1

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Naik 21,7 persen Pada Kuartal Keempat 2017

   Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan kinerja industri asuransi jiwa Indonesia selama kuartal keempat 2017 sebesar 21,7 persen. Angka ini empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal yang sama, yakni tumbuh sebesar 5,19 persen (Data BPJS 5 Februari 2018).

   Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan bahwa hal ini dapat menjadi gambaran industri asuransi jiwa saat ini merupakan salah satu elemen penting dalam pilar ekonomi Indonesia. “Secara keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa di kuartal keempat 2017 tumbuh positif. Ini menunjukkan industri asuransi jiwa terus tumbuh dan menjadi tanda pertumbuhan yang optimis atas bisnis asuransi jiwa di Indonesia,” kata  dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Jakarta, 16 Maret 2018.

   Total pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017 tercatat tumbuh sebesar 21,7 persen, menjadi Rp254,22 triliun dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp208,92 triliun. Total pendapatan premi merupakan kontributor terbesar atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 77 persen. Total pendapatan premi tumbuh sebesar 17,2 persen dari Rp167,04 triliun di tahun sebelumnya menjadi Rp195,72 triliun pada kuartal keempat 2017. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya total premi bisnis baru dan premi lanjutan masing-masing sebesar 22,4 persen dan 8,4 persen. Pertumbuhan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat  sebesar 24,1 persen dan berkontribusi sebesar 45,9 persen, ujarnya.

    Selain itu, saluran keagenan juga meningkat 11,8 persen dengan kontribusi sebesar 37,1 persen, selanjutnya saluran distribusi alternatif meningkat 12,1 persen dan berkontribusi sebesar 17 persen. Pendapatan premi dari saluran distribusi telemarketing mengalami pertumbuhan sebesar 4,9 persen pada kuartal keempat 2017. “Jumlah investasi di kuartal keempat 2017, mengalami peningkatan 22,8 persen menjadi Rp486,20 triliun dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp395,96 triliun,ucapnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kenaikan di sejumlah indikator ini memengaruhi pertumbuhan pada total asset sebesar 24,6 persen atau menjadi Rp542,61 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 yakni sebesar Rp435,53 triliun.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Best Practice AAJI Rianto Djojosugito mengatakan bahwa total klaim dan manfaat di tiga bulan terakhir 2017 tercatat meningkat 26,1 persen, dari Rp96,05 triliun di kuartal keempat 2016, menjadi Rp121,08 triliun di akhir tahun 2017. Klaim dan manfaat yang dibayarkan industri asuransi jiwa tetap menunjukkan komitmen dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam membayarkan klaim dan manfaat. “Klaim nilai tebus (surrender) dikuaral keempat 2017 naik 28,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp67,28 triliun. Klaim ini memiliki proporsi terbesar dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar Rp55,6 persen. “Peningkatan ini diperkirakan karena naiknya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

   Demikian pula pada klaim kesehatan tercatat naik 0,7 persen menjadi Rp9,35 triliun. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya klaim kesehatan perorangan  sebesar 5,3 persen di kuartal keempat 2017. Ada sebanyak 54,4 persen klaim medicaldari produk asuransi kesehatan kumpulan dan sisanya sebesar 45,6 persen dari produk asuransi kesehatan perorangan.

   Sementara itu, Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI Nelly Husnayati menjelaskan mengenai jumlah tertanggung industri asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017 mencapai kenaikan 14,5 persen menjadi 65.526.389 peserta. Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan total tertanggung perorangan yang naik 4,5 persen menjadi 18.489.554 orang dan total tertanggung kumpulan naik 19 persen menjadi 47.036.835 peserta.

  Nelly melanjutkan, untuk tenaga pemasar berlisensi, ada peningkatan jumlah agen sebesar 7,6 persen menjadi 584.469 orang dibandingkan periode yang sama ditahun 2016 sebesar 543.192 orang, 90,5 persen dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan. “AAJI dan industri asuransi jiwa akan terus berusaha menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bisnis asuransi, dengan merekrut tenaga pemasar berlisensi yang handal dan berkualitas,” pungkasnya.  Wik

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Apparindo Adakan Aksi Donor Darah
Next Post Nasional Re Adakan Training Aktuaria

Member Login

or