Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai bahwa saat ini tekanan inflasi meningkat. Peningkatan ini didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta dampak dari penyesuaian harga BBM di dalam negeri. Hal ini disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 22 September 2022.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69 persen year on year (yoy) seiring dengan meningkatnya inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) yang sebesar 6,84 persen yoy dan inflasi inti yang menjadi 3,04 persen yoy.
|Baca juga: Perbaikan Ekonomi Nasional Berlanjut, Global Berisiko Tumbuh Lebih Rendah
Sementara itu, inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) menurun menjadi 8,93 persen yoy sejalan dengan peningkatan pasokan dari daerah sentra produksi.
“Tekanan inflasi IHK diprakirakan meningkat, didorong oleh penyesuaian harga BBM subsidi di tengah masih tingginya harga energi dan pangan global. Inflasi inti dan ekspektasi inflasi diprakirakan meningkat akibat dampak lanjutan (second round effect) dari penyesuaian harga BBM dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan,” kata Perry Warjiyo.
Berbagai perkembangan tersebut diprakirakan mendorong inflasi tahun 2022 melebihi batas atas sasaran BI yakni 3,0±1 persen. “Diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia baik dari sisi pasokan maupun sisi permintaan untuk memastikan inflasi kembali ke sasarannya pada paruh kedua 2023,” tegasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News