Media Asuransi, Jakarta – Tanggal 10 Oktober, menjadi hari penting dimana isu Kesehatan Mental diperingati di seluruh penjuru dunia. Untuk itu, PT Asuransi Allianz Life Indonesia menyelenggarakan acara untuk karyawan bertajuk Healthy Way to Do with Failure dengan menghadirkan Adjie Santosoputro, seorang praktisi kesehatan mental, sebagai pembicara guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
Kesehatan mental menjadi isu yang hangat akhir-akhir ini dan sering menjadi pembahasan pada lintas platform media sosial setiap harinya. Tidak dipungkiri, hal ini terjadi akibat semakin menantangnya kondisi yang dialami masyarakat, sehingga beban kehidupan semakin terasa berat baik secara fisik maupun mental. Di samping itu, kesadaran Gen-Z dan Milennial, generasi yang menjadi populasi terbanyak, akan kesehatan mental sudah cukup tinggi seiring dengan terbukanya masyarakat terhadap isu ini.
Chief Human Resources Officer Allianz Indonesia Juanita Wibowo menyampaikan bahwa Allianz Indonesia sangat peduli terhadap kesehatan mental, baik kepada nasabah maupun karyawan yang menjadi bagian keluarga One Allianz.
“Allianz percaya untuk bisa memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah, dimulai dengan tingkat kebahagiaan karyawannya, sebagai garda terdepan yang membantu lebih dari 12 juta nasabah dalam merencanakan masa depan melalui produk yang kami miliki,” tambah Juanita dalan siaran persnya, Senin, (10/10).
|Baca juga: Allianz X Akan Akuisisi 100% Saham Insurtech Simplesurance
Untuk itu, lanjut Juanita, Allianz Indonesia secara rutin melakukan Allianz Engagement Survey (survei kepuasan karyawan) sebagai dasar acuan untuk mendengar serta mengukur tingkat kebahagiaan karyawan. Allianz juga menyediakan Employee Assistance Program, di mana karyawan bisa melakukan konsultasi kesehatan mental secara gratis dengan psikolog profesional.
Pada kesempatan itu, Adjie Santosoputra menjelaskan pentingnya bagi masyarakat untuk menerapkan mindfulness, terlebih pada kondisi yang semakin menantang seperti yang kita alami seusai era pandemi Covid-19.
Dilansir dari mindful.org, sebuah organisasi yang peduli akan kesehatan mental, mengartikan konsep Mindfulness sendiri sebagai kebutuhan dasar manusia untuk bisa hadir dalam kehidupan saat ini, menyadari di mana kita berada, di mana dalam mengerjakan segala hal di sekitar kita dengan cara yang tidak reaktif dan berlebihan.
|Baca juga: Allianz Menjadi Asuransi Paling Direkomendasikan Masyarakat
Dalam kesempatan kali ini, Adjie Santosoputra mebeberkan beberapa hal yang mungkin timbul apabila tidak menerapkan konsep mindfulness dalam berkehidupan sehari-hari:
1. Menganggu Relasi
Dengan tidak mindful dalam hidup, kita akan selalu merasa seperti dalam sebuah tekanan yang sebenarnya kita ciptakan sendiri. Dampaknya, tanpa disadari, emosi akan cepat tersulut dan lebih mudah marah. Hal ini tentunya bisa mengganggu relasi kita kepada teman kerja, atasan, bahkan rekan bisnis.
2. Sulit Mendapatkan Kebahagiaan
Menurut Adjie, kebahagiaan itu adanya pada Present Moment, yaitu masa sekarang yang sedang kita jalankan. Seperti pada saat membaca artikel ini, atau pada saat kita menghabiskan waktu untuk pulang dari kantor. Kebahagiaan akan sulit tercapai jika kita terlalu sibuk untuk memusingkan segala hal pada waktu yang bersamaan secara berlebihan. Seperti, kejadian di masa lalu, atau segala tuntutan yang mungkin akan datang pada hari esok.
3. Terjebak pada Toxic Productivity
Jika sudah terbiasa pada arus produktivitas yang tinggi, jika stres atau masalah datang, kita mencari jalan keluar dengan bekerja atau menjadi lebih produktif, bisa saja kita sudah terjebak di dalam produktivitas yang tidak sehat. Mindfulness mengajarkan kita untuk produktif secara tepat, bukan secara cepat. Ingat, santai bukan berarti lambat, penting untuk mengusung kualitas di atas kuantitas.
4. Terganggunya Kesehatan Mental & Fisik
Jika melakukan hal secara berlebihan, bahkan terburu-buru dan lupa untuk menikmati momen dalam hidup, tentunya hal ini dapat mengganggu kesehatan mental serta fisik kita. Menjalani kehidupan dengan beragam tekanan serta tenggat waktu, sudah pasti memupuk beban dalam diri kita yang mungkin akan mengganggu kesehatan mental kita.
Untuk bisa terhindar dari empat akibat di atas yang mungkin kita rasakan karena tidak menerapkan konsep mindfulness, Adjie juga mengingatkan untuk tetap memeriksakan kesehatan mental kita secara berkala kepada ahli. Untuk dapat membantu mengenali secara dini, apakah seseorang membutuhkan pertolongan atau tidak adalah dengan mengecek kreasi (produktivitas), relasi (hubungan dengan keluarga, teman, dan tim), dan rekreasi (kesenangan dalam hidup). Jika salah satu dari ketiga hal tersebut sudah terganggu, ada baiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan mental.
Biasanya, banyak orang yang mengabaikan konsep mindfulness ini karena takut akan kegagalan yang mungkin terjadi. Sehingga berfokus untuk selalu mengejar target secara ambisius. Adjie juga mengigatkan untuk jangan terlalu menakuti kegagalan, karena biasanya dari kegagalan kita bisa lebih mengerti bagaimana caranya untuk sukses.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News