“Masalah pupuk hari ini akan memiliki dampak pada ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam 8-12 bulan ke depan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting.
Baca juga: 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 17 Oktober 2022
Potensi krisis ini menjadi kekhawatiran bersama di antara negara G20, Bank Dunia, ADB dan FAO terkait dengan pupuk. Sementara untuk menangani ancaman krisis ini, Sri Mulyani mendorong Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Bank Dunia untuk bekerja sama mengatasi masalah ini.
Menurutnya, Menteri Keuangan dan Pertanian G20 mendorong organisasi internasional FAO dan Bank Dunia dalam pemetaan respons kebijakan global terhadap kerawanan pangan. Respons ini akan dikonsolidasikan di masa mendatang dengan masukan dari pakar teknis dan organisasi internasional terkait lainnya untuk kemudian dilaporkan pada Spring Meeting 2023.
Di sisi lain, Indonesia percaya diri bahwa ketahanan pangan di dalam negeri cukup baik. Namun, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memperkuatnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa banyak negara di dunia saat ini terancam mengalami kerawanan pangan akut akibat situasi global yang tidak menentu.
Baca juga: Blibli.com IPO, Dana Incarannya Jumbo
“Ada berbagai prediksi tentang situasi global ke depan yang sama bahwa banyak negara di dunia yang rakyatnya terancam menghadapi kerawanan pangan akut,” ujarnya.
Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan agar Indonesia terus meningkatkan ketahanan pangan agar bisa selamat dari krisis yang akan melanda tersebut.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News