Sistem MLFF nantinya menggunakan teknologi digital Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memungkinkan perjalanan pengguna jalan tol dapat diketahui melalui GPS di ponsel pintar.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, pertama kalinya teknologi MLFF hadir di Indonesia menjadi teknologi yang menerapkan sistem pembayaran tol non-tunai nirsentuh yang mengintegrasikan teknologi digital
“Teknologi ini nantinya menjadi teknologi pertama yang mengakomodasi teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS) untuk digunakan pada kendaraan pribadi,” ujar Danang dalam keterangan resmi, dikutip Senin, 17 Oktober 2022.
|Baca juga: Jokowi Resmikan 2 Tol Ini, Bakal Kurangi Kemacetan Jakarta
Menurut Danang, aplikasi yang akan digunakan dalam penerapan teknologi MLFF ini diberi nama ‘CANTAS’, nantinya setelah teknologi MLFF ini mulai diimplementasikan, pengguna jalan tol harus mengunduh di smartphone masing-masing untuk kemudian melakukan registrasi kendaraan beserta data diri serta melakukan pilihan pembayaran pada aplikasi tersebut.
Selain itu, pengendara juga dapat menggunakan perangkat Electronic Route Ticket, agar pengguna dapat memilih titik masuk dan keluar sesuai rute perjalanan sekali pakai.
“Teknologi ini akan mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada akhir 2022 dan diujicobakan di beberapa ruas jalan tol pada 2023,” ungkap Danang.
Untuk itu menurutnya, perlu dukungan dari banyak pihak agar masa transisi dari transaksi tol menggunakan uang elektronik ke nir sentuh dapat berjalan dengan baik.
Pelaksanaan MLFF akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha, sehingga pengadaan sistem ini menggunakan investasi swasta. Regulasi terkait implementasi MLFF telah tersedia, namun diperlukan aturan turunan untuk beberapa ketentuan teknis yang saat ini dalam tahap finalisasi.
Ditambahkan Project Manager PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Emil Iskandar, cara kerja MLFF nantinya setiap pengguna tol yang masuk, harus mengaktifkan Electronic On-Board Unit atau dikenal dengan E-OBU. Setelah E-OBU aktif, GPS akan menentukan posisi pengguna berdasarkan satelit yang kemudian proses pencocokan peta akan terjadi di pusat sistem.
|Baca juga: Keren, Tol Ini Satukan Dua Provinsi di Indonesia
“Jadi saat keluar rumah, pengguna jalan tol sudah bisa langsung mengaktifkan aplikasi CANTAS, tidak perlu di depan gerbang tol,” jelasnya.
Menurut Emil, teknologi GNSS meniadakan barrier di gerbang tol dan memastikan semua pergerakan di jalan tol terdeteksi. Pengguna wajib memastikan saldo tersedia di aplikasi sebelum memasuki gerbang tol. “Nanti aplikasi akan mengirimkan notifikasi jika ada pengguna yang masuk, namun saldo tidak mencukupi,” ujar Emil.
“Selain itu, kita juga menjalin kerja sama dengan Korlantas Polri jadi jika ada pengguna masuk namun belum memiliki aplikasi, maka Korlantas akan mengirimkan peringatan. Walaupun barrier sudah tidak ada, tetap dalam pengawasan bagi pengendara yang melanggar,” pungkasnya.
Sebagai informasi Sistem MLFF ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan melakukan transaksi melalui aplikasi jalan tol di smartphone. Selanjutnya GPS akan menentukan lokasi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system. Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif.
Penggunaan GNSS banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur termasuk Hongaria. Manfaat lain dari kehadiran sistem transaksi MLFF ini yaitu salah satunya adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminimalkan bahan bakar kendaraan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News