Analis PT Sinarmas Future, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa pada pekan ini pelaku pasar mungkin masih mewaspadai penguatan dolar AS karena sentimen The Fed, menjelang rapat kebijakan The Fed pekan depan.
“Bank sentral AS masih diperkirakan menaikan suku bunga acuannya dengan agresif sebesar 75 bp untuk menekan laju inflasi di negaranya yang masih tinggi di kisaran 8%. Pasar juga masih berekspektasi, The Fed belum akan mengakhiri kebijakan kenaikan suku bunga acuannya tersebut tahun ini,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 24 Oktober 2022.
|Baca juga: Pergerakan Rupiah Diperkirakan Akan Konsolidasi Rp15.400-Rp15.480
Sementara itu, jelasnya, pelaku pasar juga mewaspadai spread tingkat imbal hasil atau suku bunga acuan Bank Indonesia dengan Bank sentral AS yang kian mendekat. Dengan tingkat risiko rupiah yang lebih tinggi, ini juga memberikan tekanan ke rupiah.
“Rupiah masih berpotensi melemah ke arah Rp15.700, dengan potensi support di kisaran Rp15.500,” terang Ariston.
Di sisi lain, Ariston mengatakan pasar mungkin mencermati pergerakan positif di indeks saham Asia pagi ini yang mencerminkan sentimen positif pasar terhadap aset berisiko. Ini mungkin bisa membantu menahan pelemahan rupiah pagi ini.
Sementara itu pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,39% ke level Rp15.631 per dolar AS sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,20% ke level Rp15.610 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News