Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings menilai digitalisasi melalui insurtech atau platform digital perusahaan asuransi tradisional akan meningkatkan tingkat penetrasi asuransi di Indonesia.
Dikutip dari keterangan resminya, Fitch menjelaskan bahwa penetrasi asuransi Indonesia rendah dalam lima tahun terakhir, dengan literasi keuangan dan inklusi produk asuransi yang hanya sedikit meningkat menurut survei nasional.
Jumlah perusahaan insurtech di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di awal pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 sebagai respons dari pembatasan pergerakan massa. Sebagian besar pendanaan untuk insurtech dikumpulkan selama 2020-2022.
|Baca juga: Insurtech Asuransi Cuaca Hillridge Bakal Ekspansi ke Asia Tenggara
Menurut Fitch, insurtech menyediakan akses mudah ke produk asuransi, sebagian besar produk non-jiwa berukuran mikro, tetapi mereka menghadapi hambatan masuk pasar karena mereka tidak memiliki lisensi seperti perusahaan asuransi tradisional. Meski begitu, terang Fitch, ekspansi lebih lanjut oleh insurtech akan membentuk jalur distribusi di pasar asuransi Indonesia.
Perusahaan asuransi tradisional bermitra dengan insurtech untuk mendiversifikasi saluran distribusi untuk menangkap pertumbuhan bisnis. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan industri. Perusahaan asuransi tradisional juga telah berinvestasi dalam layanan digital, terutama dalam menanggapi pembatasan pergerakan Covid-19.
Fitch mengharapkan insurtech dan perusahaan asuransi tradisional untuk menciptakan jaringan yang aman dan tepercaya terhadap peningkatan risiko keamanan siber karena lebih banyak produk asuransi ditawarkan secara digital.
Menurut Fitch, keamanan siber sangat penting bagi sektor asuransi karena pelanggan semakin menggunakan kenyamanan perangkat digital untuk mengakses produk asuransi. “Regulasi juga penting. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyiapkan regulasi tentang insurtech.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News