Media Asuransi, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan laba bersih sebesar US$940,0 juta pada 9 bulan pertama 2022 atau meningkat US$696,8 juta dibandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar US$243,3 juta.
Laba yang diatribusikan kepada BUMI sebesar US$365,5 juta dibandingkan dengan US$63,7 pada periode yang sama tahun lalu atau meningkat sebesar US$301.8 juta.
Sementara itu, laba sebelum pajak meningkat menjadi US$1.464,5 juta dibandingkan dengan US$598,8 juta pada periode yang sama tahun lalu atau meningkat sebesar US$865,8 juta.
Marjin usaha meningkat menjadi 26% dibandingkan dengan 20% pada periode yang sama tahun lalu. Laba kotor meningkat dua kali lipat menjadi US$1.838,7 juta dibandingkan dengan US$946,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.
|Baca juga: Join Rights Issue Rp20,4 Triliun, Grup Salim Sah Jadi Pengendali Bumi Resources (BUMI)
Adapun Beban Pokok Penjualan masih terkendali walaupun terpengaruh situasi geopolitik, inflasi, cuaca buruk La Nina yang menantang dan fluktuasi harga minyak.
Sementara itu, pendapatan kotor US$6,26 triliun dibandingkan dengan US$3,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu, meningkat sebesar US$2,50 triliun atau 67%.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, menjelaskan hujan deras terus-menerus karena kondisi La Nina sejak Desember 2021 berdampak pada produksi sebesar 9% yoy. Prioritas diberikan untuk memenuhi persyaratan DMO dan PLN.
“Meskipun perusahaan tidak dapat mengekstraksi batu bara yang terpapar, pengupasan lapisan penutup tetap dipertahankan, inventori berkurang untuk memaksimalkan penjualan – dengan cuaca yang lebih kering kami berharap produksi dapat ditingkatkan.”
|Baca juga: Bumi Resources (BUMI) Bakal Private Placement sebesar Rp408 Miliar
Meskipun a) penjualan turun 12%; b) inflasi; c) royalti yang dibayarkan signifikan lebih tinggi (sekarang 14% Domestik/28% Ekspor vs sebelumnya 13,5%); d) prioritas untuk DMO – dampak ini sebagian besar dimitigasi oleh kenaikan tajam 89% harga batu bara (US$118,7/t vs US$62,8/t YOY) dibuktikan dengan peningkatan pendapatan US$6,26 miliar vs US$3,75 miliar YOY. Laba Bersih yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$365,5 juta (vs US$63,7 juta YOY).
Dileep menerangkan BUMI mengumumkan rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada September 2022 untuk meminta persetujuan atas penerbitan saham melalui skema PMTHMETD senilai US$1,6 miliar (Rp24 Triliun) dengan jumlah 200 miliar saham (Rp120/saham). RUPSLB berhasil diadakan pada tanggal 11 Oktober 2022, dana hasil dari PMTHMETD tersebut telah diterima dan pembayaran sisa utang PKPU telah dilaksanakan. “Perseroan saat ini kini dikendalikan bersama oleh Grup Bakrie & Grup Salim,” jelasnya.
Saham perseroan yang beredar dari 19 Oktober 2022 meningkat menjadi 343,8 miliar saham berbanding sebelumnya sebesar 143,8 miliar saham. “Perseroan akan menjadi perusahaan yang bebas utang (debt free), perseroan terus mengkaji rencana untuk diversifikasi non batu bara selain memperkuat bisnis yang ada,” katanya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News