1
1

Sri Mulyani: Ekonomi Nasional Melaju di Tengah Stagflasi Global

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah tren stagflasi global, kinerja neraca perdagangan Indonesia masih kuat. Ekspor mencatat pertumbuhan yang tinggi dan impor yang tumbuh kuat dalam rangka mendukung kebutuhan pasokan untuk ekspansi produksi dalam negeri. Ekspor secara riil tumbuh 21,6% yoy di kuartal III/2022, sementara impor tumbuh 23,0% yoy.

Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III/2022 tercatat sebesar 5,72% yoy. Menguatnya pemulihan ekonomi nasional juga ditunjukkan oleh pertumbuhan quarter to quarter (qtq), atau kuartal III/2022 dibandingkan kuartal II/2022,  sebesar 1,8% qtq. Dengan tingkat pertumbuhan ini, level PDB nasional secara kumulatif sampai dengan kuartal III/2022 sebesar 6,6%, di atas level kumulatif kuartal pertama hinga ketiga tahun 2019.

“Kita kemarin menyaksikan rilis data PDB kuartal ketiga oleh BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72%, sedikit di atas angka proyeksi Kementerian Keuangan yang sebesar 5,7%. Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global” jelas Menteri Keuangan RI,  Sri Mulyani Indrawati.

|Baca juga: OJK: Jangan Berlebihan Menanggapi Isu Krisis Global

Pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan postitif seluruh sektor. Hal ini menunjukan roda perekonomian telah kembali bergerak hampir merata di semua sektor ekonomi. Sektor primer nasional tumbuh cukup resilien, didukung oleh peningkatan permintaan ekspor atas produk-produk unggulan dan pemenuhan kebutuhan kegiatan hilirisasi dalam negeri. Sektor manufaktur tetap melaju seiring dengan ekspansi produksi dan penguatan permintaan dalam negeri maupun produk ekspor.

Kinerja perekonomian yang kuat juga selaras dengan kualitas pemulihan ekonomi yang terus terjaga, ditandai dengan berlanjutnya perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Agustus 2022. Secara umum, tingkat pengangguran konsisten menurun 0.6 p.p. hingga ke level 5,9% di Agustus 2022 dibandingkan 6,5 persen pada Agustus 2021. Pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja hingga 4,25 juta orang dalam kurun waktu Agustus 2021-Agustus 2022

Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2022 diperkirakan akan sedikit mengalami moderasi, terutama mempertimbangkan siklus perekonomian yang biasanya melambat di akhir tahun serta high base-effect di kuartal IV/2021. Meskipun demikian, secara keseluruhan tahun 2022, Kementerian Keuangan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,0 – 5,3%.

|Baca juga: Bank Dunia: Risiko Stagflasi Meningkat di Tengah Perlambatan Pertumbuhan yang Tajam

“Kalau pemerintah optimistis, itu karena memang ada landasan objektifnya, yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat, implementasi berbagai kebijakan yang cukup efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang pruden, responsif dan efektif sebagai instrumen countercyclical sekaligus sebagai peredam gejolak sehingga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dapat terus dijaga. Intervensi kebijakan pemerintah dilakukan baik dari sisi supply melalui berbagai insentif fiskal dan dukungan pembiayaan, bersinergi dengan otoritas moneter dan sektor keuangan, maupun dari sisi demand untuk mendukung daya beli masyarakat baik dalam bentuk berbagai program bansos, subsidi maupun pengendalian inflasi,“ tegas Menkeu.

Di tengah optimisme pemulihan yang terus berjalan, meningkatnya risiko ketidakpastian serta melemahnya prospek pertumbuhan global akibat konflik geopolitik perlu terus diantisipasi. PMI manufaktur global sudah mulai berada pada zona kontraksi dalam 2 bulan terakhir.

Tekanan inflasi global yang berkepanjangan, khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat, akan memicu pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif yang berpotensi menimbulkan guncangan di pasar keuangan, khususnya di negara berkembang. Aliran modal ke luar meningkat dan menimbulkan tekanan besar pada nilai tukar lokal sebagaimana kita saksikan belakangan ini.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Beri Cap “Halal” untuk Saham Blibli (BELI) 
Next Post IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Rekomendasikan EMTK, CLEO, ANTM

Member Login

or