1
1

Melihat Arah Penguatan Fundamental Bank KB Bukopin

PT Bank KB Bukopin, Tbk (BBKP). | Foto: Ist
Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas menyatakan belum melihat tanda peningkatan kinerja yang solid dalam waktu dekat untuk PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP).

Melalui Daily Write Up bertajuk Bank KB Bukopin (BBKP IJ/Not rated) – Strengthening the fundamentals, analis Mirae Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan sejak periode IPO tahun 2006 hingga 2017, modal tier-1 BBKP hanya sedikit di atas ambang batas modal minimum OJK, berkisar antara 7,6%-13,6% dan mencapai level terendah pada tahun 2017.

“Kami percaya itu disebabkan oleh basis modal yang terbatas dan pertumbuhan kredit yang tinggi,” tulisnya.

Dia menuturkan Kookmin Bank (Kookmin) menjadi salah satu pemegang saham utama BBKP sejak 2018. Setelah HMETD V dan private placement pada tahun 2020, Kookmin menjadi pemegang saham pengendali.

|Baca juga: KB Bukopin Gandeng PPA Kelola Aset Rp1,3 Triliun

Pada 1H22, BBKP membukukan rugi bersih sebesar IDR3,3 triliun, terutama disebabkan oleh meningkatnya beban provisi sebesar IDR4,6 triliun (vs IDR1,1 triliun pada 1H21) karena BBKP melanjutkan program pembersihan asetnya.

Secara keseluruhan, Handiman menganggap kinerja 1H22 Bank KB Bukopin lemah. Dengan rencana peningkatan modal saat ini, terangnya, ini mungkin menjadi indikator bahwa pembersihan aset masih dapat berlanjut ke depan, setidaknya hingga akhir tahun 2022.

Kookmin menetapkan arah baru bagi BBKP untuk fokus pada segmen UKM dan ritel (mass affluent). Pada saat yang sama, BBKP juga akan menyasar korporasi Korea dan rantai pasoknya (pelanggan dan UKM) melalui Korean Desk.

“Kami tidak memiliki rating untuk BBKP. Saat ini BBKP diperdagangkan pada 0,9x P/B atau +0,2 SD dari rata-rata 5 tahun. Kami pikir BBKP masih dalam tahap awal dari perubahan haluan besar.”

Dengan demikian, Handiman tidak berharap untuk melihat peningkatan kinerja yang solid dalam waktu dekat. “Namun, seperti yang dikatakan Warren Buffett, “hal terbaik yang terjadi pada kami adalah ketika sebuah perusahaan besar mengalami masalah sementara… Kami ingin membelinya saat mereka berada di meja operasi.”

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Telefast Berkolaborasi dengan BNI Perluas Jaringan Drop Point Logistik
Next Post IHSG Berpeluang Lanjutkan Fase Bullish, Cermati 4 Saham Ini

Member Login

or