Neraca Eksternal Indonesia Dinilai Cukup Solid pada Tahun Ini

Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Update bertajuk Macro Update – October’s international trade: Widening trade surplus, ekonomi Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan bahwa pertumbuhan ekspor Indonesia melambat menjadi 12,3% yoy pada USD24,8 miliar di bulan Oktober (vs. 20,2% yoy di bulan September), sejalan dengan ekspektasinya.

|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Bergerak Tertekan, Cermati 8 Saham Ini

Untuk impor, pertumbuhan melambat menjadi 17,4% yoy pada USD19,1 miliar pada Oktober (vs 22,0% yoy pada USD19,8 miliar pada September). “Berdasar tren terkini, dengan prospek melemahnya ekonomi global, kami perkirakan pertumbuhan ekspor akan terus melambat dalam beberapa bulan mendatang,” jelasnya.

Sementara itu, neraca perdagangan kembali mencatat surplus selama 30 bulan berturut-turut di bulan Oktober, melebar menjadi USD5,7 miliar (vs USD5,0 miliar di bulan September). Hasilnya lebih tinggi dari ekspektasi Mirae Sekuritas sebesar USD5,0 miliar dan konsensus pasar sebesar USD4,5 miliar. Hal ini membawa akumulasi surplus perdagangan pada 10M22 menjadi USD45,5 miliar (vs USD30,9 miliar pada 10M21), melampaui surplus perdagangan FY21 sebesar USD35,4 miliar.

Berdasarkan tren terkini dan faktor musiman memasuki akhir tahun, Rully yakin komoditas utama Indonesia, terutama harga batu bara dan CPO tetap baik untuk mendukung neraca perdagangan dalam dua bulan terakhir tahun ini, membawa surplus perdagangan yang besar lagi. “Kami menilai neraca eksternal Indonesia cukup solid tahun ini, diduga mendukung apresiasi rupiah dari level saat ini,” katanya.