Dikutip dari keterangan resminya, Pefindo menerangkan outlook perusahaan dipertahankan di negatif untuk mengantisipasi tekanan likuiditas yang berat terhadap Perumnas dalam membayar kewajiban keuangannya. Apabila terdapat indikasi pemburukan kapasitas dalam membayar kewajiban keuangannya secara tepat waktu, seperti akses pendanaan yang lebih lemah, dapat menyebabkan penurunan peringkat perusahaan lebih dari satu tingkat.
Menurut Pefindo, pandemi menyebabkan profil likuiditas Perumnas melemah secara signifikan karena pengumpulan kas dari prapenjualan yang menurun di tengah permintaan properti yang juga tertekan sementara Perumnas memiliki fleksibilitas yang terbatas dalam mengelola belanja modal untuk konstruksi dikarenakan eksposur yang tinggi terhadap pengembangan hunian vertikal yang membutuhkan modal awal yang besar jika dibandingkan dengan pengembangan rumah tapak.
|Baca juga: Pefindo Tegaskan Peringkat MTN Perumnas BBB-
Peringkat mencerminkan posisi perusahaan yang memiliki kepentingan strategis terhadap Pemerintah dalam menyediakan rumah segmen bawah dan proyek perusahaan yang terdiversifikasi dengan baik. Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan perusahaan yang sangat agresif serta posisi likuiditas yang sangat ketat, porsi pendapatan berulang yang kecil, dan sifat bisnis properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makro ekonomi.
Peringkat dapat diturunkan jika terdapat indikasi kemampuan likuiditas yang terbatas dan akses ke pendanaan yang lebih lemah. Outlook peringkat akan direvisi menjadi stabil jika Perumnas secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis dan keuangan secara berkelanjutan dan/atau memperoleh dukungan yang lebih kuat dari pemerintah.
Didirikan pada tahun 1974, Perumnas merupakan perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, yang bergerak di bidang pengembangan properti untuk segmen menengah ke bawah, termasuk rumah tapak dan rumah susun, rumah susun sewa, dan properti komersial.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News