Analis Sinarmas Future Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah masih berpeluang tertekan hari ini terhadap dolar AS, namun tekanan mungkin tidak besar karena sentimen pasar terlihat cukup positif pagi ini terhadap aset berisiko.
“Indeks saham Asia terlihat menguat, dolar AS pun terlihat sedikit tertekan terhadap major currency dan mata uang regional,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 22 November 2022.
|Baca juga: Pergerakan Rupiah Diperkirakan Masih Berpotensi Tertekan
Akan tetapi, jelasnya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang masih akan berlanjut hingga tahun depan masih memberikan tekanan ke rupiah dan nilai tukar lainnya terhadap dollar AS.
Dia menjelaskan beberapa pejabat The Fed pekan lalu mengingatkan pasar bahwa The Fed mungkin belum akan menghentikan kebijakan kenaikan suku bunganya. Masih tingginya inflasi AS menjadi penyebabnya.
Dari dalam negeri, permintaan dolar AS yang disinyalir cukup tinggi menjelang akhir tahun karena berbagai aksi korporasi juga memberikan tekanan ke rupiah.
“Potensi tekanan ke arah Rp15.730. Sementara support di kisaran Rp15.680,” pungkas dia.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News