1
1

Menkeu: Outlook Ekonomi Global Melemah

Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa outlook ekonomi global melemah. Hal ini terkonfirmasi dari indikator manufaktur PMI global bulan Oktober (49,4) yang kontraktif dan menurun (PMI September 49,8).

Sementara itu, tekanan inflasi di banyak negara maju masih tinggi, sehingga kenaikan suku bunga acuan masih dilakukan di banyak negara.

“Pada sisi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia yaitu 5 persen berturut-turut selama 4 kuartal. kuartal terakhir tahun lalu juga tumbuh di atas 5 persen, maka perekonomian Indonesia sudah 6,6 persen di atas pre-pandemic level yaitu tahun 2019,” jelas Menkeu dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 25 November 2022.

“Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat, dibandingkan banyak negara lain yang bahkan banyak atau beberapa yang masih belum, termasuk Inggris very… very… late. Sampai hari ini mereka hampir belum pulih pada pre-pandemic level. Negara emerging biasanya bisa tumbuh lebih cepat. Tapi di sini, Thailand dan Jepang masih di bawah pre-pandemic level,” lanjut Menkeu.

|Baca juga: Proyeksi Ekonomi Global di Minggu Depan

Di tengah pelemahan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang paling kuat di antara negara G-20 dan ASEAN-6. Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 sebesar 5,72 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari ekspektasi. Sejalan dengan hal tersebut, ekonomi Indonesia di tahun 2022 diperkirakan masih akan tumbuh lebih baik.

Demikian pula sebagaimana yang diproyeksikan oleh lembaga internasional terkemuka seperti ADB (5,4 persen), IMF (5,3 persen), Bloomberg (5,2 persen), Bank Dunia (5,1 persen), dan yang terbaru OECD (5,3 persen). Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN hingga Oktober 2022 tetap positif dan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik.

Sementara itu, belanja negara tumbuh, namun perlu tetap terus diakselerasi. Pengelolaan fiskal yang inklusif dan pruden di tengah kondisi kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar, mendorong penurunan kebutuhan pembiayaan.Secara keseluruhan, APBN 2022 berkinerja baik, namun berbagai ketidakpastian dan risiko akibat tekanan global harus diwaspadai dan dimitigasi.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BIMP-EAGA Ke 25 Bahas Konektivitas Hingga Krisis Pangan 
Next Post Gempa Cianjur Menghancurkan, Ini Sebabnya

Member Login

or