Ekonomi AS Diperkirakan Resesi Ringan pada Semester I/2023

Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Economic Outlook bertajuk 2023 Economic Outlook – Facing the risk of global recession, ekonomi senior Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menjelaskan bahwa aktivitas ekonomi global semakin memburuk, khususnya di sektor manufaktur dengan indikator manufaktur PMI global turun ke level di bawah netral.

“Kami memperkirakan ekonomi AS akan memasuki resesi ringan di 1H23 menyusul pengetatan moneter paling agresif di negara itu selama empat dekade terakhir,” katanya.

|Baca juga: Fundamental Indonesia Dinilai Kuat Hadapi Gejolak Ekonomi AS

Sementara untuk China, Rully memperkirakan terjadinya pemulihan secara gradual seiring pembukaan kembali secara bertahap kebijakan zero-Covid-19.

Menurutnya, perlambatan aktivitas manufaktur di banyak negara menunjukkan dampak dari kenaikan suku bunga tahun ini, mulai terlihat di beberapa negara seperti AS, Inggris, dan Zona Euro. Dia perkirakan The Fed, BoE, dan ECB akan memperlambat laju kenaikan suku bunga karena kombinasi dari pelemahan ekonomi dan meredanya tekanan harga domestik.

Dari dalam negeri, Rully menerangkan konsumsi domestik melambat setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan September. Dia perkirakan konsumsi rumah tangga akan kembali pulih di 2Q23, terutama memasuki bulan suci Ramadhan dan liburan Idulfitri di bulan April.

“Kami melihat laju ekspansi yang lebih lambat pada tahun 2023 karena dampak resesi global dan pengetatan moneter, dengan pertumbuhan PDB sebesar 4,88% pada FY23 (vs estimasi pertumbuhan PDB sebesar 5,08% pada FY22),” jelasnya.

Editor: Edi Santosa