1
1

Hindari Klaim Ditolak, Pahami Pre-Existing Condition di Asuransi Kesehatan

Nasabah sedang mengajukan klaim. | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Jika berbicara mengenai asuransi kesehatan maka salah satu istilah yang tidak bisa dilewatkan adalah pre-existing condition. Istilah ini mengacu pada suatu kondisi ketika nasabah memiliki riwayat penyakit tertentu sebelum polis berlaku, sebelum pemulihan polis berlaku, atau sebelum perubahan manfaat polis berlaku.

Beberapa daftar pre-existing condition antara lain diabetes melitus, HIV dan AIDS, autoimun, dan kanker. Daftar lengkap penyakit dapat ditemukan pada polis asuransi atau dapat ditanyakan pada agen asuransi saat calon nasabah mendaftar asuransi kesehatan.

Senior Manager Medical Underwriter Sequis, Fridolin Seto Pandu, menjelaskan bahwa pre-existing condition diperhitungkan dalam proses underwriting dan pengajuan klaim pada calon nasabah dengan menerapkan prinsip utmost good faith atau itikad baik. “Keputusan terhadap calon nasabah yang memiliki pre-existing condition akan dikeluarkan oleh perusahaan asuransi setelah melalui proses underwriting, yakni menerima, menerima dengan pengecualian, atau menerima dengan premi lebih tinggi, dapat juga menolak,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 14 Desember 2022.

|Baca juga: Klaim Asuransi Kredit Meningkat di Asuransi Umum

Di tambahkan, saat mengisi Surat Pengajuan Asuransi (SPA) sangat disarankan agar calon nasabah menginformasikan dengan jujur dan apa adanya, mengenai seluruh kondisi kesehatannya. Karena data tersebut akan digunakan dalam seleksi risiko oleh underwriter untuk menentukan apakah seseorang berhak ditanggung perusahaan asuransi atau tidak.

Jika terdapat riwayat penyakit yang tidak dinyatakan dalam SPA, lalu saat pengajuan klaim ternyata terkait penyakit yang pernah ada sebelumnya maka perusahaan asuransi berhak menolak pengajuan klaim tersebut. “Jika hal ini terjadi, tentu nasabah yang akan rugi sehingga saat mengisi SPA, sebaiknya jujur dan transparan demi menghindari risiko ditolaknya pengajuan polis atau klaim pada masa depan,” ujarnya.

Bagaimana bila saat ini calon nasabah sudah terlanjur memiliki riwayat penyakit tertentu yang sudah ada sebelum mendaftar asuransi, tetapi tetap ingin mendapatkan manfaat asuransi?  Fridolin mengatakan bahwa calon nasabah dengan pre-existing condition masih memungkinkan mendapatkan asuransi kesehatan setelah menyampaikan secara jujur terkait kondisinya.

|Baca juga: Ini Dia Tren Utama Pendorong Aktivitas Klaim Asuransi Kelautan

Ada beberapa pemberlakuan dari perusahaan asuransi ketika mendapatkan pengajuan asuransi dari calon tertanggung yang sudah memiliki penyakit tertentu, antara lain:

1.Polis Diterima dengan Pengecualian (Exception)

Dalam beberapa kasus, perusahaan asuransi menerima pengajuan permohonan asuransi dengan pengecualian. Artinya, perusahaan asuransi akan memberikan perlindungan, kecuali untuk penyakit yang tergolong dalam pre-existing condition. “Sangat disarankan bagi nasabah memperhatikan secara teliti klausul-klausul pengecualian dalam polis,” kata Fridolin.

2. Polis Diterima dengan Tambahan Premi (Extra Premi)

Ada beberapa perusahaan asuransi yang masih memberikan proteksi atas penyakit yang sudah pernah diderita calon nasabah sebelumnya. Namun, umumnya perusahaan asuransi mengadakan tes kesehatan yang diperlukan oleh underwriting. Bila perusahaan asuransi menerima, ada beberapa syarat yang ditetapkan termasuk premi yang lebih tinggi.

3. Menjalani Masa Tunggu (Waiting Period)

Untuk beberapa penyakit kritis yang sudah pernah diderita, dapat juga calon nasabah dengan pre-existing condition diminta menjalani masa tunggu. Untuk keputusan ini, kebijakan tiap perusahaan asuransi dapat berbeda.

Contohnya, ada yang memberlakukan masa tunggu untuk penyakit jantung selama satu tahun, ada pula yang dua tahun. “Selama masa tunggu tersebut, nasabah tidak bisa mendapatkan manfaat dari asuransi kesehatan bila harus dirawat medis karena mengalami penyakit jantung,” jelas Fridolin.

4.Polis diterima karena Nasabah dinyatakan Sembuh

Pre-existing condition atas penyakit tertentu juga bisa diterima jika nasabah sudah dinyatakan sembuh oleh dokter atau rumah sakit. Walaupun sudah dinyatakan sembuh, kondisi pre-existing condition tetap harus diinformasikan saat pengajuan SPA.

Setelah mendapatkan beberapa penjelasan di atas, masyarakat diharapkan menjadi paham bahwa memiliki pre-existing condition bukan berarti tidak bisa memiliki asuransi kesehatan. Ingat, sebaiknya jujur menyampaikan informasi kesehatan agar klaim tidak ditolak akibat memiliki pre-existing condition yang tidak disampaikan saat pengajuan permohonan asuransi.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PROSPEK ASURANSI JIWA 2023: Optimistis Bertumbuh Tapi Tetap Waspada
Next Post Gopay Jadi Opsi Pembayaran di Transjakarta

Member Login

or