Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim riset Infovesta Utama menerangkan bahwa pelemahan pada indeks domestik didorong oleh aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing. “Tercatat asing melakukan aksi Net Sell di pasar saham sebesar Rp77,3 miliar pada penutupan perdagangan terakhir. Serta bearish-nya indeks disebabkan oleh kinerja indeks Asia yang mengalami pelemahan.”
|Baca juga: REVIEW SEPAKAN: Mayoritas Data BEI Alami Penurunan
Sentimen dari global adalah setelah China melakukan reopening wilayahnya, di tengah berlangsungnya musim dingin dapat memicu peningkatan kasus baru Covid-19. Di sisi lain, pembukaan wilayah yang tidak dibarengi dengan persiapan fasilitas kesehatan, membuat rumah sakit China kewalahan dalam mengatasi pasien Covid-19. “Hal itu menjadi sentimen negatif untuk pasar di tengah tensi volatilitas yang tinggi.”
Dari Pasar Obligasi, Infovesta Government Bond Indeks meningkat 0,10% ke level 9.640 dalam sepekan terakhir. Sentimen dari domestik, Bank Indonesia kembali menaikan suku bunga BI-7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,5% dan sesuai dengan konsensus pasar.
Sementara itu sentimen global, rilis data PDB AS kembali menguat sebesar 3,2% YoY pada Q3 2022 dan rilis data Indeks Harga PCE inti AS yang merupakan inflasi pilihan Federal Reserve, turun ke level terendah selama empat bulan sebesar 4,7% pada November 2022.
Di tengah penguatan ekonomi AS dan tingkat inflasi yang sudah mulai melandai, hal ini, menjadi perhatian the Fed dalam mengambil sikapnya, pelaku pasar melihat The Fed masih berpotensi melanjutkan trend pengetatan kebijakan suku bunga FFR di bulan selanjutnya.
“Melihat kondisi pasar sepekan yang lalu, pada pasar saham, investor diharapkan untuk tetap wait and see di tengah masih berlanjutnya aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing menjelang akhir tahun. Sedangkan pada pasar Obligasi, investor diharapkan tetap memperhatikan langkah The Fed yang masih berpotensi mengetatkan kebijakan moneternya.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News