Media Asuransi, JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re berhasil mencatatkan kinerja cemerlang pada lini bisnis harta benda yang mencakup asuransi properti dan kebakaran, dengan nilai premi lebih dari Rp2,7 triliun selama 2022. Khusus pada bisnis fakultatif, perseroan berhasil membukukan premi hingga Rp1 triliun.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menjelaskan bahwa di sepanjang 2022 ini, lini bisnis harta benda masih menjadi penopang kinerja sektor reasuransi umum bagi BUMN ini. “Pada 2021, kontribusi lini bisnis ini mencapai 64 persen bagi pendapatan di sektor reasuransi umum Indonesia Re,” jelasnya melalui keterangan resmi, Jumat, 30 Desember 2022.
Pada 2022, jelas Delil, kinerja asuransi harta benda di Indonesia Re tumbuh 15 persen dibandingkan 2021. Dengan begitu, kontribusi asuransi properti bagi perolehan bisnis meningkat 67,8 persen pada 2022, diikuti lini bisnis dominan lainnya seperti engineering sebesar 11 persen dan casualty, credit & surety sebesar 8 persen.
|Baca juga: Indonesia Re Ambil Langkah lebih Moderat di 2023
Pada 2022, lini bisnis harta benda telah menjadi penopang utama bisnis reasuransi umum sebesar 67,8 persen. Lini bisnis harta benda naik sebesar 15 persen dibandingkan tahun lalu.
Saat ini komposisi bisnis Indonesia Re terdiri dari tiga bisnis utama yaitu reasuransi umum, reasuransi jiwa, dan investasi. Hingga saat ini, porsi paling besar dikelola oleh lini reasuransi umum.
Delil menjelaskan bahwa lini bisnis harta benda atau asuransi properti di Indonesia meningkat signifikan sejak 2014 atau saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai menerapkan regulasi atau Surat Edaran (SE) terkait tarif asuransi tersebut.
“Setelah SE OJK diterapkan, Indonesia Re terus mencari kondisi optimal dalam meng-underwrite lini bisnis tersebut. Tim Indonesia Re terus mengkaji kebutuhan pasar dan berusaha sebaik mungkin mengelola kapasitas yang dimiliki sehingga portofolio kelas bisnis fire (asuransi kebakaran) terus berkembang secara berkesinambungan sampai 2022 ini,” ungkapnya.
Indonesia Re, lanjutnya, mengembangkan lini bisnis harta benda dengan sejumlah strategi. Menurutnya, strategi utama pengembangan asuransi properti adalah dengan pengelolaan kapasitas dan harga yang sesuai.
Delil mengatakan, “Dalam hal ini underwriter harus memastikan bahwa kapasitas yang diberikan kepada perusahaan asuransi telah mempertimbangkan tingkat risiko, expenses dan marjin untuk perusahaan”.
|Baca juga: Pefindo Afirmasi Peringkat Indonesia Re idAA- Outlook Stabil
Dia jelaskan bahwa penempatan fakultatif menjadi motor penggerak pengelolaan kapasitas tersebut, karena underwriter dari perusahaan reasuransi dan asuransi dapat bekerja sama untuk mengukur tingkat risiko dan memberikan harga yang sesuai atas risiko dan kapasitas yang diberikan.
Indonesia Re juga memberikan perhatian khusus dalam kerja sama administrasi antara dua perusahaan sehingga bahwa produksi bisnis antarmitra (seamless production) dapat terjalin tanpa ada permasalahan administrasi.
Di samping itu, Indonesia Re senantiasa meningkatkan kapabilitas underwriter yang andal dalam menangani lini bisnis properti, terutama dari sisi technical expertise atas risiko yang disesikan, struktur reasuransi, dan pricing yang adequate, serta kemampuan business acumen dalam mendapatkan bisnis yang dapat memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
“Indonesia Re juga berkomitmen untuk menjadi top of mind dari sisi technical expertise terkait asuransi di lini fire & miscellaneous termasuk mengoptimalkan Indonesia Re Institute ke depannya,” jelasnya.
Delil optimistis lini bisnis harta benda masih akan menjadi penopang industri asuransi kerugian pada 2023. Oleh karena itu, dia menegaskan, Indonesia Re berkomitmen tetap melayani industri asuransi dalam pengelolaan risiko harta benda tersebut dengan tetap menjalin komunikasi dan bekerja sama dalam proses underwriting dan pengelolaan risiko.
“Tidak dapat dipungkiri selama beberapa dekade terakhir kelas bisnis harta benda terus menjadi penopang industri asuransi di Indonesia dan diperkirakan tahun depan masih akan terus berlanjut,” pungkasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News