Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Update bertajuk Macro Update – December’s FX reserves: Sufficient to anticipate more volatility, ekonom Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan bahwa pada akhir Desember 2022, cadangan devisa Indonesia kembali mencatat peningkatan, kali ini sebesar US$3,2 miliar menjadi US$137,2 miliar (vs. US$134,0 miliar pada bulan November 2022), level tertinggi dalam 9 bulan terakhir.
Secara kumulatif, cadangan devisa Indonesia telah meningkat sebesar US$7,0 miliar dalam 2 bulan terakhir. tingginya cadangan devisa mencerminkan kinerja neraca perdagangan yang solid di bulan Desember, jauh di atas tingkat aman impor IMF selama 3 bulan.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Sepanjang pekan pertama 2023, jelas dia, tekanan rupiah masih berlanjut, per 6 Januari ditutup pada Rp15.633 terhadap USD (terdepresiasi 0,4% mtd). Adapun Dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, yang ditunjukkan oleh indeks USD (DXY) berada pada level 105,42 (+1,8% mtd).
“Sinyal hawkish dari The Fed menyebabkan USD menguat terhadap mata uang utama lainnya. Risalah FOMC Desember Fed mengungkapkan bahwa tidak ada anggota FOMC yang memprediksi adanya penurunan suku bunga pada tahun 2023, pasar memprediksi adanya penurunan FFR,” tuturnya.
Dengan cadangan devisa yang mencukupi, Rully percaya BI akan memiliki lebih banyak ruang untuk melakukan stabilisasi. Dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.500 hingga Rp15.700 bulan ini.
“Selain itu, kami memperkirakan angka neraca perdagangan bulan Desember akan mendukung pergerakan Rupiah. Saat ini, kebijakan moneter oleh BI fokus pada stabilitas karena inflasi telah berada di atas target dalam enam bulan terakhir dan volatilitas Rupiah yang tinggi,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News