1
1

Sektor Batu Bara Dipertahankan Netral, Saham Adaro (ADRO) Jadi Top Pick

Kendaraan berat sedang melintas di area tambang. | Foto: adaro.com
Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas mempertahankan rekomendasi Netral untuk sektor batu bara dengan saham pilihan jatuh pada ADRO.

Melalui Daily Write Up bertajuk Coal (Maintain/Neutral) – Little impact from Australian coal flow to China, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap memaparkan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) baru-baru ini mencabut larangan batu bara Australia yang telah diterapkan sejak 2020. Akibatnya, China kini mengizinkan empat perusahaan domestik untuk melanjutkan impor batu bara dari Australia.

Menurutnya, keputusan tersebut diambil setelah para pemimpin China dan Australia bertemu di KTT G-20 pada November 2022, yang dilanjutkan dengan kunjungan menteri luar negeri Australia ke China pada bulan berikutnya. Sebelum pelarangan, Australia menyumbang sekitar 18% dari total ekspor batubara termal China, menjadi pasar terbesar ke-2 untuk batu bara Australia pada tahun 2020.

“Kami melihat pelonggaran larangan tersebut karena China ingin memperluas opsinya untuk mendapatkan lebih banyak batu bara untuk pembangkit listrik dan pabrik bajanya di tengah potensi konsumsi energi dan aktivitas industri yang lebih tinggi pasca pembukaan kembali,” tulis dia.

|Baca juga: Berkat Harga Batu Bara, Laba Adaro Energy (ADRO) Meroket 262%

Juan mencatat bahwa setelah tidak adanya pasokan batubara Australia, Indonesia dan Rusia memperoleh pangsa pasar batubara China masing-masing menjadi 63% (sebelumnya: 47%) dan 15% (sebelumnya: 8%), pada 11M22.

Sebagai akibat dari berita tersebut, jelas dia, sentimen pasar menjadi negatif, menghukum sebagian besar saham batubara yang didorong oleh kekhawatiran investor tentang dampak pangsa pasar mereka di pasar China.

Dalam cakupan Mirae, ITMG memiliki eksposur terbesar ke pasar China sebesar 31%, diikuti oleh ADRO dan PTBA masing-masing sebesar 11% dan 4%. Adapun ITMG, kami melihat persaingan langsung dengan batubara termal Australia.

Namun, Juan memperkirakan dampaknya kecil terhadap kinerja perusahaan mengingat 1) batubara termal Australia mahal, sehingga tidak sekompetitif harga batu bara domestik di China ; dan 2) ada potensi pasokan yang lebih rendah dari Australia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena pemasok Australia telah menjajaki pasar alternatif selama 2 tahun terakhir. Sedangkan untuk ADRO, kami melihat batubara termal Australia tidak menjadi ancaman langsung karena perbedaan LCV batu bara.

“Kami mempertahankan rekomendasi Netral kami di sektor batubara Indonesia. Kami memilih ADRO sebagai pilihan utama kami karena 1) diversifikasi ke bisnis non-batubara yang akan menguntungkan ke depan, dan 2) posisi yang kuat di pasar domestik yang akan menguntungkan saat skema BLU diimplementasikan.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penyaluran Kredit Akseleran Tumbuh 55% di 2022
Next Post BI Catat Kinerja Industri Pengolahan Alami Penguatan di Kuartal IV/2022

Member Login

or