1
1

Investor Saham Disarankan Pilih Saham yang Tahan Banting

Pialang saham sedang berada di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Investor pasar saham disarankan untuk memilih saham-saham di sektor yang tergolong mempunyai prospek dan daya tahan yang bagus.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta Utama memaparkan dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mixed. Pertumbuhan IHSG tercatat melemah sebesar -0,64% ke level 6.641.

“Mixednya pergerakan itu, di pengaruhi sentimen domestik yaitu rilis survei keyakinan konsumen meningkat di level 119,9 poin pada Desember 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 119,1 poin.”

|Baca juga: Saatnya Berburu Saham-Saham Bagus Harga Diskon

Masih kuatnya tingkat konsumen, terang Infovesta, mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Sedangkan sentimen global datang dari China, ekspor China terus terkontraksi sebesar -9,9% YoY pada Desember 2022. Sedangkan dari sisi impor masih terkontraksi sebesar -7,5% YoY pada Desember 2022. Terkontraksinya itu, disebabkan tingginya kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di China, membuat permintaan domestik maupun global mengalami pelemahan.

Di sisi lain, jelas Infovesta, masih berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global, dan trend harga komoditas global mengalami penurunan, membuat kinerja indeks cukup volatil. Sedangkan dari pasar Obligasi, Infovesta Government Bond Index meningkat sebesar +0,80% ke level 9.741 dalam sepekan terakhir.

Sentimen penggerak pasar obligasi, rilis data inflasi AS mengalami penurunan sebesar 6,5% YoY pada Desember 2022 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,1% YoY dan sesuai dengan konsensus pasar. Pelaku pasar kini perlahan menghilangkan ekspektasi kenaikan dua suku bunga lebih lanjut selama beberapa pertemuan kebijakan The Fed Selanjutnya.

Pasar memproyeksikan kenaikan suku bunga FFR sebesar 25 bps lebih kecil pada Februari 2023. “Melihat kondisi pasar dalam sepekan ke depan, pada pasar saham, investor direkomendasikan dapat memilih saham-saham di sektor yang tergolong mempunyai prospek dan daya tahan yang bagus. Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat memanfaatkan sentimen The Fed yang mempunyai potensi pelonggaran kenaikan suku bunga FFR.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kemenparekraf Atur Strategi Guna Dorong Wisman di Tengah Ancaman Resesi
Next Post Presiden RI Panggil OJK dan Industri Jasa Keuangan

Member Login

or