Media Asuransi, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menghadiri acara World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos yang diselenggarakan pada tanggal 16 hingga 20 Januari 2023.
Annual Meeting WEF yang ke 53 ini bertema “Cooperation in a Fragmented World” membahas arah globalisasi di tengah dampak dari pandemi Covid-19, perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global dan konflik antar negara yang berkepanjangan.
Dalam Annual Meeting 2023, KADIN yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Azis Armand, berkesempatan meng-update perkembangan sekaligus mempromosikan peluang investasi di Indonesia, terutama peluang investasi di IKN, di sesi acara “Bold New Cities Take the Stage” bersama dengan Nadhmi Al Nasr, CEO dari NEOM, Saudi Arabia.
|Baca juga: KADIN: Hilirisasi Dapat Dioptimalkan untuk Eksplorasi Potensi Perekonomian Indonesia
Sejalan dengan itu, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan bahwa konsep IKN sebagai kota smart dan green membawa peluang yang besar bagi investor global dan penyedia teknologi untuk berinvestasi di IKN. Kedua proyek besar ini akan menjadi tolak ukur dunia dalam membangun peradaban baru yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan sehat untuk penghuninya.
Berlokasi di tengah hutan tropis pulau Kalimantan, IKN akan menjadi sebuah kota yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan serta berpotensi menjadi kota pertama yang memiliki tingkat karbon netral pada tahun 2045. Hal ini dikarenakan dilakukannya penanaman 15 juta pohon dan melestarikan 65 persen hutan di sekitar IKN.
Dia mengatakan kota ini bukan sekadar Ibu Kota negara, tetapi the forest city yang tidak dimiliki negara lain dengan pendapatan dari carbon credit. “Di IKN akan ada bangunan hijau yang didukung oleh 100 persen energi terbarukan, sistem pengelolaan limpasan air hujan berkelanjutan yang dapat mengurangi banjir, air minum yang mengalir dari keran, serta sistem angkutan massal yang cerdas, bersih, dan terintegrasi,” ucap Arsjad.
Tak hanya itu, Indonesia juga berpotensi menjadi pemimpin Asia Tenggara dalam transisi energi karena kekayaan alam di Indonesia sangat melimpah sehingga akan mendukung usaha transisi energi. “Jadi, kita memang perlu segera menjalankan ekonomi dan industri hijau yang berkelanjutan, salah satunya melalui transisi energi dengan memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Indonesia memiliki semua sumber EBT yang potensinya sangat luar biasa besar,” ujarnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News